PADANG — Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat (Sekdaprov Sumbar), Arry Yuswandi memastikan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bergerak cepat dalam menangani dampak bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah dalam beberapa hari terakhir. Ia menegaskan bahwa seluruh perangkat daerah terkait telah dikerahkan sejak awal kejadian untuk memastikan keselamatan warga dan mempercepat proses penanganan darurat.
“Prioritas kita adalah keselamatan warga. Sesuai arahan Bapak Gubernur, semua perangkat daerah terkait, seperti BPBD, Dinsos, Dinas BMCKTR, Dinas SDA BK, Dinkes, dan jajaran teknis lainnya—sudah kita kerahkan. Tim sudah berada di lapangan untuk membantu proses penanganan di daerah terdampak,” tegas Sekdaprov Sumbar.
Bencana banjir, angin kencang, dan tanah longsor dilaporkan terjadi di beberapa daerah di Sumbar, di antaranya Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Agam, hingga Kota Solok. Kejadian ini menyebabkan ribuan jiwa terdampak serta kerusakan pada infrastruktur dasar dan fasilitas umum.
Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Erasukma Munaf menyampaikan bahwa Kabupaten Padang Pariaman menjadi daerah dengan dampak paling luas. Berdasarkan data per Selasa (25/11, pukul 03.00 WIB), tercatat 3.076 unit rumah terendam, dengan total 3.076 KK atau 9.228 jiwa terdampak. Selain itu, 138 hektare sawah dan 26 hektare perkebunan warga turut mengalami kerusakan akibat banjir.
Kerusakan infrastruktur juga terpantau signifikan, meliputi:
* 2 unit jembatan rusak,
* 2 unit saluran irigasi rusak,
* 2 titik jalan amblas,
* 1 unit bangunan sekolah dasar rusak,
* 2 unit rumah warga rusak akibat angin kencang.
*
“Perkiraan awal kerugian mencapai Rp4,88 miliar. Bupati Padang Pariaman juga telah menetapkan status tanggap darurat sejak 23 November dan akan berlaku selama 14 hari ke depan,” jelas Erasukma.
Di Kota Padang, laporan yang diterima BPBD menunjukkan kejadian banjir di beberapa titik serta angin kencang yang menyebabkan pohon tumbang dan tanah amblas. Kondisi serupa juga dilaporkan terjadi di Kota Solok dan Kabupaten Agam, di mana beberapa kawasan mengalami banjir dan longsor dengan dampak terhadap pemukiman dan akses jalan.
“Laporan dari kabupaten/kota masuk setiap jam ke BPBD Provinsi. Semua data kami himpun dan kami teruskan kepada pimpinan sebagai dasar pengambilan kebijakan berikutnya,” tambah Erasukma.
Saat ini, tim TRC BPBD bersama TNI/Polri, Basarnas, relawan, dan pemerintah nagari terus melakukan penyisiran ke daerah terdampak. Selain evakuasi terutama bagi kelompok rentan, tim juga telah mendirikan dapur umum di sejumlah titik, termasuk Ulakan Tapakis.
“Pendataan kerusakan terus berjalan. Beberapa titik jalan yang terputus juga sudah ditangani dengan pengerahan alat berat,” ujar Erasukma.
Ia menegaskan bahwa proses pemulihan infrastruktur akan segera dilakukan sesuai arahan Gubernur setelah kondisi dinyatakan aman dan cuaca memungkinkan. (adpsb/bud)



Discussion about this post