SAWAHLUNTO – Pemerintah kota Sawahlunto berhasil menurunkan angka stunting (gagal tumbuh) menjadi 6,1 persen di tahun 2021 dari sebelumnya 8,1 persen di tahun 2020.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkesdalduk – KB) Kota Sawahlunto Yasril, di Sawahlunto, menyebut angka stunting Kota Sawahlunto sudah turun dengan signifikan jika dibandingkan dengan angka stunting nasional yakni 27,30 persen.
Target nasional dalam menurunkan angka stunting sampai 14 persen di tahun 2024. Sementara Kota Sawahlunto di tahun 2021 ini sudah berhasil menurunkan sampai 6,1 persen, artinya kita telah berhasil mendukung program pemerintah pusat sesuai arahan Presiden.
Angka stunting berhasil diturunkan salah satunya dengan sinergi bersama Puskesmas dan pemangku kebijakan (stakeholder) serta jajaran pemerintahan terdepan yakni desa dan lurah.
Salah satu strategi dengan metode sinergi antar lini tersebut adalah pos gizi terpadu di setiap desa dan kelurahan, yang berfungsi memberikan pelayanan gizi dan konsultasi terkait lainnya bagi balita, remaja, ibu hamil dan lansia.
Puskesmas – Puskesmas kita juga memiliki program yang memprioritaskan pencegahan stunting . contohnya di Puskesmas Talawi punya program inovasi berjudul masyarakat peduli gizi balita (MASLITA). Dinilai di Provinsi, program MASLITA ini sukses masuk dalam Tiga Terbaik Unit Penyelenggara Pelayanan Publik dalam kompetisi pelayanan prima dan inovasi pelayanan publik tingkat Provinsi Sumbar.
Kepala Puskesmas Talawi Desfarina, mengungkapkan pihaknya dalam memenuhi kebutuhan gizi balita melalui kebun gizi di rumah – rumah masyarakat.
Ini langkah preventif, agar tersedia makanan yang bergizi itu kita ajak dan ajarkan masyarakat menanam pekarangan rumah mereka dengan tanaman yang bergizi tinggi untuk dimakan. Itu setiap bulannya juga ada yang kita kumpulkan untuk dibagi – bagikan kepada sasaran posyandu,
Pos gizi ini diungkapkan Desfarina, telah ada di seluruh desa Kecamatan Talawi.
Jajaran Puskesmas Talawi kata Desfarina, kemudian juga mengadakan kelas memasak makanan khusus bagi balita bergizi kurang.
Wali Kota Sawahlunto Deri Asta, menyampaikan Pemkot memberi perhatian khusus dalam penanganan stunting ini sebab sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak – anak Sawahlunto ke depannya.
Apalagi ada dua misi Pemkot yang terkait ke sini, yaitu ; meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan memberikan jaminan kesehatan untuk seluruh masyarakat dan penanganan khusus terhadap kelompok marginal seperti lansia, anak – anak, penyandang disabilitas, gangguan jiwa dan kelompok marginal lainnya,” kata Wali Kota.
Sehingga sebut Wali Kota Deri Asta, program penanganan stunting termasuk dalam program prioritas yang selalu dipantau perkembangannya.
“Sawahlunto pada 20 atau 30 tahun lagi akan dipegang oleh anak balita saat ini. Artinya sangat penting bagi kita untuk memperhatikan kecukupan gizi anak – anak ini agar mereka tumbuh sehat dan kuat,” ujar Wali Kota. ( Djasrizal )
Discussion about this post