LIMAPULUH KOTA – Calon Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Darman Sahladi-Maskar M Dt. Pobo prihatin dengan kondisi pelaku kegiatan keagamaan di Kabupaten Limapuluh Kota. Kenapa tidak, pelaku kegiatan keagamaan yang merupakan garda terdepan dalam menegakkan syariat islam ditengah-tengah masyarakat, malah belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Terutama dari segi kesejahteraan mereka.
Pelaku kegiataan keagamaan itu seperti guru ngaji, imam mesjid dan garin hanya mendapat insentif jauh lebih rendah bahkan nilainya pun sangat memprihatinkan. “Insentif yang mereka terima hanya Rp 75ribu perbulannya. Pencairannya pun tidak menentu, terkadang sekali 3 bulan, ada sekali 6 bulan. Padahal, guru ngaji, imam masjid dan garin itu merupakan garda terdepat dalam menegakkan syariat Islam dilingkungan masyarakat,” terang calon Bupati Darman Sahladi.
Karena kondisi itu, pelaku kegiatan keagamaan menjadi perhatian serius bagi pasangan Darman Sahladi-Maskar M Dt Pobo untuk memimpin Limapuluh Kota kedepan. “Alokasi anggaran bagi pelaku kegiatan keagamaan ini, kedepan kita tingkatkan,” terang calon bupati nomor urut 2 itu.
Menurut Darman Sahladi, masih ada pelaku kegiataan keagamaan yang tidak masuk sebagai penerima insentif daerah. Padahal, katanya, posisi pelaku kegiatan keagamaan yang tidak terdaftar sebagai penerima insentif daerah, posisinya pun sangat penting. “Contohnya pendakwah dan DAI, tidak terdaftar sebagai penerima insentif daerah sebagai pelaku kegiatan keagamaan. Pemerintahan kedepan, merangkul seluruh elemen pelaku kegiatan keagamaan dan di prioritaskan,” tegas Darman Sahladi.
Hal senada juga dikatakan calon Wakil Bupati Maskar M Dt Pobo. Menurutnya, sudah saatnya pelaku kegiatan keagamaan mendapatkan sentuhan serius dari daerah. “Ini yang kami wujudkan kedepan,” terang Maskar M Dt Pobo.
Dijelaskan putra Luak itu, terdapat sebanyak 3030 pelaku kegiatan keagamaan di Kabupaten Limapuluh Kota yang tersebar di 530 lebih mesjid, 410 jorong, 79 nagari di 13 kecamatan. “Rata-rata insentif yang diterima guru ngaji, garin, imam masjid berkisar Rp 900ribu per tahun. Pemerintah daerah pun menganggarkannya sebesar Rp 2,7 Miliar untuk 3030 pelaku kegiatan keagamaan tiap tahunnya. Dengan APBD Rp 1,4 Triliun sudah sepatutnya insentif mereka ditingkatkan. Insya Allah, ini yang kami wujudkan kedepan,”ucap Maskar M Dt Pobo.
Dengan adanya perhatian serius dari daerah, ucap Maskar, sehingga pelaku kegiatan keagamaan di Kabupaten Limapuluh Kota bisa lebih semangat lagi dalam menjalankan amanah di masing-masing nagari. Dan secara otomatis berdampak terhadap meningkatnya nilai-nilai keagamaan pada masyarakat Limapuluh Kota. “Kita perhatikan daerah lain, insentif bagi pelaku kegiatan keagamaan ini sangat tinggi,” terangnya lagi.
Meningkatkan insentif bagi pelaku kegiatan keagamaan itu, sesuai dengan tujuan visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Darman Sahladi-Maskar M Dt Pobo dalam memimpin Limapuluh Kota kedepan. Yaitu menciptakan masyarakat yang aman, adil, sejahtera dengan pengembangan serta penguatan ekonomi sosial budaya dan spiritual untuk Limapuluh Kota bermartabat.
“Pelaku kegiatan keagamaan ini penting. Guru ngaji, imam masjid, garin tak bisa dibiarkan begitu saja. Karena itu, perlu perhatian serius dari daerah dalam meningkatkan kwalitas hidup dengan penguatan nilai-nilai agama. Mereka ini garda terdepannya,” terang Darman Sahladi-Maskar M Dt Pobo calon Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota. (bbz)
Discussion about this post