Dharmasraya – Setelah mengunjungi dua tempat yang berbeda, dari 11 kecamatan, 5 kecamatan di antaranya terdampak banjir. Namun, banjir yang paling parah itu adalah Nagari Abai Siat, Padang Bungur, Kecamatan Koto Besar dan Kecamatan IX Koto, Nagari Silago, Lubuak Karak dan Banai.
Pernyataan itu disampaikan Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramadhani yang didampingi kepala DPBD, Edison dan Plt Kadis PU Andar serta sejumlah pejabat lainnya, ketika mengunjungi banjir yang disertai tanah longsor di Nagari Silago, Kecamatan IX Koto, Rabu (05/3/2025).
Menyinggung soal penyebab dari banjir dan longsor, Bupati Annisa menjawab salah satunya penyebabnya illegal logging. “Nah, ini merupakan penyakit yang sudah manahun yang terkadi didaerah ini,” terangnya.
“Mungkin kita tentu sudah sama – sama tahu adanya praktek tersebut, baik dari segi fiskal maupun lingkungan sama buruknya. Artinya ada Pendapatan Asli Daerah (PAD) sah yang hilang. Kemudian cara yang mereka pergunakan juga sangat merusak sekali, terutama sungai yang berada di sekitarnya,” jelasnya.
Akibat diduga adanya aktivitas illegal logging tersebut menjadi salah satu penyebab dari banjir. Tak dapat dipungkiri, ketika pohon-pohon ditebang secara ilegal atau dengan tidak terkendali lagi, fungsi hutan sebagai penahan air dan pengatur aliran air tentu akan jadi terganggu.
“Karena tanpa adanya pohon-pohon yang mampu menyerap dan menahan air hujan, tanah menjadi lebih mudah terkikis dan timbul erosi akibatnya aliran air menjadi lebih cepat, yang dapat menyebabkan banjir seperti sekarang,” ucapnya.
Selain itu, pembalakan liar juga merusak ekosistem yang dapat membantu serta menjaga keseimbangan air, seperti vegetasi di sepanjang sungai yang berfungsi untuk menahan air dan memperlambat aliran air menuju hilir.
Dengan kondisi ini, tentu kita akan mengambil langkah tepat untuk mencegah banjir.langkah tersebut seperti membangunan Infrastruktur, meningkatkan sistem drainase, membangun tanggul, waduk, dan kanal untuk mengalirkan air dengan lebih baik untuk mengantisipasi banjir tentunya.
“Kemudian reboisasi dan konservasi hutan untuk menanam lebih banyak pohon di daerah hulu untuk menyerap air hujan dan mengurangi risiko terjadap banjir bandang yang sewaktu waktu dapat mengancam keselamatan warga,” tukasnya. (SP)
Discussion about this post