SAWAHLUNTO – Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menyerahkan bantuan bernilai total Rp70 juta lebih kepada pengurus Masjid An-Nur, Dusun Kayu Gadang, Desa Santua, Kec. Barangin, Kota Sawahlunto pada Senin (4/4).
“Kepada pengurus masjid (An-Nur) dari Pemprov Rp50 juta, Bank Nagari Rp10 juta, Semen Padang Rp10 juta. Ada juga al-quran dari Bappeda Provinsi dan Kanwil Kemenag Sumbar, serta mukena dari Pak Wali (Walikota Sawahlunto),” ujar Gubernur.
Pemyaluran bantuan ini merupakan bagian dari
program Safari Ramadan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar tahun 2022 yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi antara Pemerintah Daerah dengan, sebagai wadah untuk menampung aspirasi langsung dari, dan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan program pembangunan yang telah, tengah, dan akan dilakukan Pemerintah Daerah kepada masyarakat Sumbar.
Tim Safari Ramadan Gubernur tahun ini sendiri terdiri dari Kakanwil Kementerian Agama Prov. Sumbar, Asisten Administrasi Umum Setda Prov. Sumbar, Kepala Stasiun TVRI Sumbar, Direktur Keuangan Semen Padang, Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari, Pimpinan Baznas Prov. Sumbar, Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya dan Perumahan Rakyat (BMCKPR) Prov. Sumbar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepala Dinas Perkebunan dan Tanaman Pangan Prov. Sumbar, Kepala Bappeda Prov. Sumbar, Kepala Dinas Pendidikan Prov. Sumbar, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Prov. Sumbar, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setda Prov. Sumbar, dan Kepala Biro Umum Setda Prov. Sumbar.
Gubernur berharap bantuan yang diberikan dapat membantu menjawab kebutuhan pengurus masjid yang hendak meningkatkan kapasitas tampung masjid untuk aktivitas keagamaan dan sosial warga sekitar.
Sebelumnya, Suhariyadi, Pengurus Masjid An-Nur, dalam laporannya menyampaikan kondisi bangunan masjid berusia kurang lebih 15 tahun yang berukuran 11 x 11 meter tersebut sudah tidak lagi akomodatif sebagai tempat ibadah dan tempat belajar agama bagi warga dan anak-anak setempat.
“Sebenarnya, pada malam ini (masjid) terasa makin sempit. Memang dari awal dibuat 15 tahun lalu 11×11 ukurannya belum berubah. Masjid ini juga punya fasilitas pendukung TPQ untuk belajar anak-anak di sini yang berasal dari 202 KK. Tapi harus diakui TPQnya tidak begitu luas,” ungkap Suhariyadi. (*)
Discussion about this post