Bukittinggi — Sebagai sarana pelayanan umum, RSUD Bukittinggi tidak hanya menekankan prinsip pelayanan prima, namun juga perlu memberikan perlindungan dan penyelamatan terhadap situasi darurat seperti kebakaran.
Guna mengantisipasi kemungkinan tidak diinginkan tersebut telah dilakukan pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) bekerjasama dengan Dinas Damkar Bukittinggi selama tiga hari sejak Senin (19/9) sampai Rabu kemaren.
Plt. Direktur RSUD Bukittinggi dr.Silvia Anggraini, MM, menekankan perlunya petugas mengetahui langkah awal penanggulangan bencana kebakaran dengan menggunakan APAR.
Karena itu Silvia mengucapkan terimakasih kepada Dinas Damkar yang telah memberikan pengetahuan dan ketrampilan bagaimana caranya kita bisa melakukan penanggulangan kebakaran dengan menggunakan APAR tersebut.
“Dari kondisi sekarang jumlah pegawai RSUD ini sebanyak 202 orang pegawai kontrak dan 88 orang PNS, dengan penanganan pasien non stop selama 7×24 jam, dengan rata-rata pasien yang rawat jalan 40-50 orang, rawat inap 15 dan terakhir sampai 27 orang,” jelasnya.
Melalui prosedur akreditasi sehingga diakui bahwa RSUD, ulas Silvia, telah menjalankan standar mutu sesuai dengan aturan, juga terkait kegiatan tersebut.
Untuk RSUD sendiri saat ini sudah memenuhi instalasi (listrik) untuk kebakaran, ada petir, genset, instalasi laboratorium, ada hidran yang siap membantu, radiologi dan Oka itu merupakan alat yang berjalan setiap malam.
“Seluruh pegawai di RSUD diikutjan pelatihan dan harus mampu menyerap ilmu yang diberikan oleh tim dari diskar kota Bukittinggi,” tegas Silvia.
Panitua Diklat Susi Yanti S,KM mengatakan, adapun dasar kegiatan karena RSUD merupakan instansi yang sangat kompleks yang memiliki ruangan – ruangan yang lengkap semuanya, sehingga berpotensi tinggi yang menyebabkan bahaya kebakaran.
Kegiatan itu sendiri menjadi penunjang materi yang akan dinilai dalam akreditasi RSUD diantaranya, standar operasional Rumah Sakit, sebab kegiatan ini merupakan salah satu elemen yang harus dilengkapi dalam 4 Kelompok Pokja berdasarkan penilaian akreditasi nantinya.
Sebagai narasumber dalam pelatihan tersebut Kabid pencegahan, penyuluhan pada masyarakat, pelatihan dan pengembangan SDM Damkar kota Bukittinggi, Yopi Zulfikar.
Yopi menjelaskan ,yang penting adalah pemahaman tentang bagaimana membentuk suatu manajemen kebakaran, sesuai cara atau Metode, cara mengendalikan diri untuk mengelola bahaya api.
Ketika ada percikan api dari kompor gas,slang atau tabung gas dan sebagainya mereka mampu memakai alat seperti APAR. (Pon)
Discussion about this post