PAINAN – Ratusan masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Lengayang menggelar aksi damai dan meminta camat setempat untuk mundur dari jabatannya.
Informasi yang dihimpun, peserta aksi berkumpul di lapangan bola kaki Telaga Harapan Pasar Kambang, Nagari Kambang Barat, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), sekira pukul 09.00 WIB.
Mereka kemudian bergerak menggunakan satu unit mobil Pikap Carry warna hitam, diiringi ratusan kendaraan bermotor roda dua, sembari membawa banyak tulisan dari kertas karton mendatangi halaman Kantor Camat Lengayang.
Aksi itu merupakan buntut atas statement sang Camat Lengayang bernama Jamalus di kolom komentar sosial media Facebook beberapa waktu lalu sehingga memantik emosi masyarakat di daerah itu.
Koordinator Lapangan, Hamzah Jamaris dalam orasinya menyampaikan berbagai kosakata, mulai dari calon mati (Camat), cari mati (Camat), hingga mendesak meminta camat tersebut mundur dari dari jabatannya.
“Kami hanya ingin Camat Jamalus mundur, kami tidak inginkan apapun selain itu,” kata dia dalam orasinya, Selasa (18/1).
Selanjutnya, ia juga menyampaikan bahwa mereka turun ke jalan, setelah melakukan proses mediasi yang panjang karena tidak kunjung tercapai, sehingga mengambil keputusan terkahir untuk turun ke jalan menyampaikan aspirasi.
“Camat Lengayang kami nilai tidak berakhlak dan tidak beretika, kita tidak menginginkan adanya aksi yang lebih besar. Karena telah menimbulkan keresahan terhadap masyarakat yang telah menyebarkan ujaran kebencian,” ujarnya.
Menurutnya, seorang camat seharusnya menjadi panutan bagi seluruh elemen masyarakat, bukan malah sebagai pemecah belah.
“Kami minta camat mundur segera, karena Pessel ini bukan yahudi, jangan jadi duri dalam daging,” tukuknya.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa proses aksi damai itu bukanlah dalam konteks politik.
Dalam kesempatan itu, peserta aksi damai meminta ditemui oleh camat dan kemudian meminta camat untuk menyampaikan pernyataan sikap berupa “Saya mundur”.
Sempat ricuh, karena menunggu terlalu lama, camat tidak menemui masa ditenangkan oleh Kepala Kepolisian Sektor Lengayang, AKP Beny Hari Muryanto, yang meminta peserta aksi tidak terpancing emosi, tidak melakukan tindakan anarkis apalagi perusakan.
“Kita sangat mendukung aksi ini, dikarenakan berdasarkan jejak digital nya (Jamalus -red) memang dinilai tidak bagus, namun tuntutan itu harus disampaikan dengan baik dan sopan,” ucapnya.
“Kami bersedia menghadirkan camat ke sini, namun harus tertib, kami mohon jangan ada tindakan anarkis, karena ini gedung pemerintahan,” tegasnya.
Sementara itu, Perwakilan pemerintah daerah Kepala Bagian Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Hardi Darma Putra menyampaikan, hari ini masyarakat Lengayang telah membuktikan bahwa mereka adalah satu dan mereka utuh dengan menyampaikan aspirasi melalui suara rakyat.
“Saya mendapatkan informasi dua hari sebelumnya, ini membuktikan kami serius menyikapinya, pelayanan kepada masyarakat harus tetap diberikan, sangatlah dengan pencopotan camat, itu akan kami bicarakan dengan pimpinan hari ini juga,” cetusnya.
Tidak berselang beberapa waktu, masa aksi tidak bisa membendung amarah, dan meminta pemerintah secara tegas Pemda menyampaikan pernyataan sikap untuk mencopot jabatan camat atas nama Jamalus.
“Kami tidak mau mendengarkan kata mukadimah dari bapak, kami hanya mau mendengar camat telah diganti,” sorak beberapa orang peserta aksi.
Berselang beberapa waktu, akhirnya camat Jamalus keluar menemui peserta aksi dan menyampaikan klarifikasinya, namun dihalangi oleh peserta aksi.
“Kami tidak meminta Anda berbicara, yang kami inginkan Anda mundur,” ucap banyak suara yang keluar dari peserta aksi.
Jamalus pun terlihat langsung kabur meninggalkan kerumunan massa di depan kantornya, dan langsung menuju ruangan kerjanya.
Setelah dibujuk dan negosiasi, akhirnya enam orang perwakilan aksi damai mau diajak mediasi di ruangan camat Lengayang yang sekaligus didampingi oleh aparat pengamanan dan forkompimca.
Di sana, perwakilan peserta aksi damai bersikukuh untuk menggembok ruangan Camat Lengayang dengan paku dan kayu, namun hal itu tidak diperbolehkan oleh aparat keamanan.
Akhirnya, setelah melalui negosiasi yang panjang, peserta aksi damai menyetujui dengan hanya melakukan penguncian dari luar ruangan dan kunci dipegang oleh Kapolsek Lengayang, AKP Beny Hari Muryanto.
Dalam kondisi itu, mewakili pemerintah daerah, Hardi Darma Putra meminta Jamalus untuk memahami kondisi yang terjadi di tengah masyarakatnya yang disebabkan oleh tingkah lakunya sendiri.
“Untuk sementara waktu, Camat Firmansyah berkantor di sini, dan ditunggu keputusan dari pimpinan,” terangnya.
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan bahwasannya proses pencopotan seseorang camat dari jabatannya, harus melalui beberapa mekanisme dan prosedur dan warga diharapkan bersabar menunggu.
Setelah proses mediasi, peserta aksi yang dikomandoi oleh koordinator lapangan, Hamzah Jamaris kembali menyampaikan orasinya.
“Jika hingga Senin depan keinginan dari peserta aksi damai tidak dikabulkan, maka kami akan kembali menggelar aksi, namun bukan damai, tapi anarkis,” tutupnya.
Sebelumnya Camat Lengayang, Jamalus melalui akun Facebook-nya, Jamalus Jamal Us mendapat perhatian masyarakat Lengayang Pesisir Selatan.
Karena pada kolam komentar ia menulis, “Keluarga dan sanak HJ ma sanak, urang lah kalah yang tidak mengakui kekalahan, bantuak ayahnyo yang punyo kekuasaan”.
Selanjutnya, ia juga menuliskan kalimat “Hati-hati orang Yahudi non Muslim di Pessel, suka memfitnah, mengadu domba, menjelek-jelekan sesama Muslim,”.
Komentar-komentar inilah yang diduga kemudian membuat kegaduhan di tengah masyarakat di Lengayang. (Robi)
Discussion about this post