Pariaman — Pengurus Mesjid Nurul Iman Desa Naras 1 yang baru terpilih pada Senin (20/10/25), hingga detik ini Kamis (23/10/25) mempertanyakan raibnya ratusan juta dana infak, sedekah dan sumbangan donatur yang selama kepemimpinan Sudirman Alam cs dinilai tak jelas.
Ketidakjelasan dan kecurigaan akan raibnya keuangan Mesjid Nurul Iman Desa Naras 1 ini sebetulnya bukanlah barang baru. Indikasi kebobolan keuangan mesjid ini sudah ditengarai sejak 3 tahun silam. Tepatnya ketika Sudirman Alam cs masih menjabat sebagai ketua mesjid atau pengurus yang sah.
Namun kecurigaan itu terbukti dan semakin terang, saat pergantian kepengurusan mesjid dilakukan Kamis (21/10/25) atas kegerahan masyarakat yang selama ini merasa dikhianati.
Pasalnya, kepengurusan Sudirman Alam cs yang sejatinya telah demisioner sejak tahun lalu 2024, akan tetapi tetap ngotot melanjutkan masa baktinya yang hanya berlaku 5 tahun, sejak di-SK-kan awal tahun 2019.
Artinya, Sudirman Alam cs nekat mengelola keuangan mesjid kendati tak punya legalitas karena habisnya masa bakti. Hal itu terpaksa dilakukan Sudirman Alam cs diduga lantaran kehilangan akal sehat, sebab Sudirman Alam cs dianggap tak bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya yang telah membuat bobolnya keuangan mesjid.
“Sudirman Alam ini sudah memperlihatkan etikat tak eloknya. Sesudah pembentukan panitia baralek mesjid dilakukan, Sudirman Alam tak pernah lagi hadir pada rapat-rapat yang dianggap penting. Apalagi ketika pemilihan pengurus baru, yang harusnya dia datang untuk memaparkan pertanggungjawaban laporan keuangan mesjid selama lebih dari 6 tahun,” papar tokoh masyarakat Desa Naras 1 beramai-ramai pada media, Kamis malam (23/10/25).
Sejumlah tokoh masyarakat ini mengaku gerah dengan kurenah Sudirman Alam cs akibat selalu bertele-tele dengan laporan keuangan mesjid yang diberikan.
Tak salah ratusan juta dana mesjid terindikasi raib menjadi pertanyaan besar masyarakat Desa Naras 1, ke mana larinya uang sumbangan, infak dan sedekah donatur untuk pembangunan mesjid ini?
Sementara itu, Sudirman Alam yang sudah beberapa kali dicoba ditemui, juga tidak pernah memperlihatkan niatnya meluruskan keuangan mesjid yang bertele-tele itu. Bahkan mirisnya, Sudirman Alam selalu tidak berada di rumah ketika dicoba ditemui.
Masyarakat menduga Sudirman Alam tak berani menunjukkan batang hidungnya akibat merasa diteror dan dihukum oleh perasaannya yang bersalah terhadap masyarakat Desa Naras 1, dan umat muslim pada umumnya. Wajar saja hingga kini pembangunan Mesjid Nurul Iman menjadi terbengkalai yang menyisakan “dosa besar” mantan pengurus yang lama.
“Kami menduga Sudirman Alam menghilang dari peredaran karena tak pernah ditemui di rumahnya, walaupun pun kami sudah berusaha menemuinya berkali-kali di kediamannya,” jelas tokoh masyarakat lagi. (IDM)
Discussion about this post