AGAM — Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Drs. H. Edi Busti, M.Si, menerima kunjungan sejumlah pejabat tinggi dalam rangka peninjauan lokasi bencana dan rapat koordinasi penanganan di Posko Utama Nagari Bukik Batabuah, pada Rabu (15/4).
Dalam sambutan pembukaannya, Sekdakab Agam menyampaikan bahwa daerah yang terdampak langsung bencana banjir lahar dingin antara lain Nagari Bukik Batabuah di Kecamatan Canduang, Nagari Sungai Pua di Kecamatan Sungai Pua, Nagari Koto Tuo di Kecamatan IV Koto, Nagari Kubang Putiah di Kecamatan Banuhampu, Nagari Balai Gurah dan Nagari Batu Taba di Kecamatan Ampek Angkek.
Sekdakab Agam mengungkapkan harapannya agar kunjungan ini memberikan semangat dan penghargaan kepada masyarakat atas kepedulian yang ditunjukkan oleh para pemimpin tersebut. Edi Busti juga melaporkan bahwa korban jiwa akibat bencana ini telah mencapai 22 orang, termasuk satu korban longsor di Kecamatan Palupuh. Saat ini, jumlah pengungsi di Kabupaten Agam mencapai 144 orang.
Rapat koordinasi tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, didampingi oleh Pangkogabwilhan I Laksamana Madya TNI Agus Hariadi, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Mochammad Hasan, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, dan Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi kerusakan yang terjadi dan langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. “Kami sudah berkoordinasi dengan Pemprov dan Pemda serta TNI-Polri untuk mengembalikan keadaan seperti semula, namun ini membutuhkan waktu,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pemantauan sumber bencana di Gunung Marapi dan Gunung Singgalang dilakukan menggunakan drone dan helikopter, bekerja sama dengan para ahli dari berbagai bidang terkait mitigasi bencana. “Bagi masyarakat yang tinggal di daerah berbahaya dan khawatir akan bencana susulan, pemerintah telah menyiapkan rencana relokasi. Kementerian PUPR telah menyiapkan 200 rumah untuk dibangun kembali,” terangnya.
Sebagai referensi, relokasi pernah dilakukan saat bencana Gunung Semeru, di mana 2000 Kepala Keluarga berhasil dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Relokasi ini diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa di kemudian hari.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penanganan bencana di Kabupaten Agam dapat berjalan efektif dan masyarakat dapat kembali menjalani kehidupan normal secepatnya. **
Discussion about this post