PESSEL – Jangan pernah meremehkan masa depan. Agaknya, ungkapan inilah yang pas diucapkan kala bersua dengan Randa, bocah yang tinggal di rumah gubuk Kampung, Langgai, Sutera.
“Awak nio jadi bupati,” ujar bocah polos itu, saat ditanya cita-citanya oleh Bupati Rusma Yul Anwar.
Jawabannya yang spontan, membuat rombongan yang hadir terkekeh termasuk Bupati Rusma dan Ibu Titi RA yang turut mendampingi.
Randa memang bocah yang tinggal nun jauh di pelosok Surantih. Bergelut dengan keseharian anak mudik. Tapi, ia tetap menggantungkan cita-citanya setinggi bintang.
“Nio jadi bupati Randa?” ujar Bupati sembari memeluknya dalam bersenda gurau.
Anak kecil itu sambil cengegesan mengiyakan.
Mengapa menjadi Bupati? Pertanyaan yang kemudian muncul. Bukankah banyak lagi pekerjaan yang lebih prestisius. Semisal jadi pengusaha, dokter, guru, atau jadi ustad.
Bisa jadi karena bupatilah yang paling prestisius ada di hadapannya, punya mobil keren, didampingi banyak orang, kemana-mana dan ada di mana-mana.
Agaknya, ribuan Randa-randa lain di daerah ini punya cita-cita yang beragam. Sehingga mimpi mereka itu perlu dihadirkan dengan kerja nyata Pemerintah Daerah.
Bisa jadi mereka tidak mendapat akses pendidikan yang memadai. Ekonomi orang tua yang rendah disungkup miskin.
Oleh karenanya, Pemda pada Hardiknas 2 Mei lalu, menyerahkan lebih dari 14.500 beasiswa PPSP alias Program Pesisir Selatan Pintar.
Semoga ikhtiar itu, paling tidak membantu Randa merajut masa depannya. Demikian pula ribuan bocah-bocah yang tengah mengenyam mimpi untuk masa depannya yang elok. (Kominfo)
Discussion about this post