Kota Pariaman — Kolaborasi nasional Perguruan Tinggi Farmasi (PTF) se-Indonesia melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Kota Pariaman, dengan agenda penyuluhan tentang obat dan obat bahan alami, serta pembuatan teh celup dari buah mengkudu. Kegiatan ini berlangsung di Kantor Desa Talago Sariak, Kecamatan Pariaman Timur, Sabtu (8/11).
Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi, saat menyambut rombongan, mengapresiasi kegiatan tersebut dan menyampaikan terima kasih karena Kota Pariaman dipilih sebagai pusat kegiatan nasional ini.
“Ini bukti bahwa para farmasis tidak hanya berkutat di balik meja apotek, tetapi juga berperan aktif dalam memajukan kekayaan alam kita. Kami berharap sinergi ini dapat melahirkan produk-produk kesehatan berbahan dasar mengkudu yang mampu mengangkat perekonomian masyarakat Pariaman,” ujarnya.
Mulyadi juga berharap kehadiran para farmasis dari seluruh Indonesia dapat memberikan masukan ilmiah bagi pengembangan produk unggulan daerah.
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang sekaligus Ketua Rombongan, Fatma Sri Wahyuni, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Pariaman atas dukungan dan fasilitas yang diberikan. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Fakultas Farmasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Kegiatan ini sangat istimewa karena diikuti oleh lebih dari 22 perguruan tinggi farmasi se-Indonesia. Ini merupakan pengabdian nasional kolaborasi pertama di Indonesia. Selain edukasi tentang obat—cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuangnya dengan benar—kami juga memperkenalkan pemanfaatan obat tradisional dan tanaman obat di sekitar kita, salah satunya buah mengkudu yang dapat diolah menjadi teh celup,” ungkapnya.
Fatma menjelaskan bahwa literasi kesehatan merupakan fondasi utama bagi keluarga sehat. Dalam kegiatan ini, para peserta juga dikenalkan pada inovasi olahan buah mengkudu yang biasanya dikenal pahit dan beraroma kuat, menjadi teh celup yang praktis, tahan lama, dan bernilai ekonomi.
“Tujuannya adalah memberikan alternatif pemanfaatan mengkudu lokal yang berkhasiat sebagai antihipertensi dan antioksidan, dengan bentuk sediaan yang lebih mudah diterima dari segi rasa dan aroma. Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat, baik kimia maupun tradisional, secara bijak,” harapnya.
Wali Kota Pariaman yang diwakili oleh Kepala Dinas Kominfo Kota Pariaman, Yalviendri, juga memberikan apresiasi tinggi atas kolaborasi nasional tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi farmasi nasional yang telah memilih Kota Pariaman. Edukasi tentang obat dan inovasi produk lokal seperti teh mengkudu ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan ekonomi masyarakat. Inovasi ini bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga tentang bagaimana mengangkat potensi pangan lokal menjadi produk unggulan daerah,” ujarnya.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 100 peserta dari Desa Talago Sariak dan sekitarnya. Pihak penyelenggara berharap kegiatan ini dapat menjadi model sinergi antara akademisi dan masyarakat dalam mempercepat peningkatan kualitas hidup serta kemandirian kesehatan daerah.
“Semoga kegiatan ini tidak berhenti pada penyuluhan saja, tetapi menjadi pemicu bagi masyarakat Pariaman untuk lebih mandiri memanfaatkan potensi alam sekitar dan lebih cerdas dalam pengelolaannya,” pungkasnya. (Dewi)



Discussion about this post