Bukittinggi — Pelaksanaan vaksinasi di Bukittinggi dan Agam Timur yang dijadwalkan berlangsung sampai akhir Juni ini, selain semakin menyadarkan masyarakat sekakigus untuk menangakal kabar bohong (hoax) tentang dampak negatif vaksin Covid 19 yang bersileweran di tengah masyarakat maupun media sosial.
Kapolresta Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara, SH, S.IK, MH, kepada wartawan di sela pelaksanaan gebyar vaksin untuk kota Bukittinggi dan Agam Timur, kemaren menegaskan, meski Covid 19 sudah dalam taraf mengkhawatirkan, namun masih saja muncul rasa ketidakpercayaan sejumlah masyarakat dan para tokoh masyarakat sendiri.
“Termasuk pemberian vaksin sebagai bagian upaya pencegahan penularan Covid 19 yang dibumbui dengan informasi bohong bagi masyarakat penerima suntikan ini,” tegas Kapolres .
Karena itu, tambah Dody melalui gebyar vaksin yang juga bagian rangkaian kegiatan hari Bhayangkara ke-75, bersama Kodim 0304/Agam dengan dukungan Walikota dan unsur Forkopimda, serta sejumlah lembaga dan rumah sakit, dijadikan sebagai upaya menangkal hoax tersebut.
Menurut Kapolres, pemberian vaksin kepada masyarakat sebagaimana juga dilakukan oleh semua negara sebagai bagian pencegahan penularan Covid 19, sudah melalui proses penelitian panjang sampai fatwa MUI di Indonesia, merupakan keputusan pemerintah yang benar.
Kapolres sendiri masih melihat sejumlah tokoh Agama dan masyarakat yang termakan oleh kabar bohong, sehingga juga berdampak kepada pengikut mereka dan kalangan umum.
Seiring dengan gebyar vaksin untuk Bukittinggi dan Agam Timur ini, Forkopimda, tambah Dody, menjadikan program untuk meyakinkan kan tokoh masyarakat sebagai bagian penting dari kegiatan.
Menyangkut target yang ingin dicapai dari kegiatan ini menurut Kapolres Bukittinggi, bisa memberikan vaksin kepada 70 persen warga Bukittinggi dan Agam Timur selama gebyar vaksin tersebut. (Pon)
Discussion about this post