Padang Pariaman _ Pinang Wangi Sikucua (PWS) yang diusulkan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman disetujui sebagai Varietas Unggul Baru Nasional.
Persetujuan didapat pada Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester II Tahun 2023. Sidang di gelar 25-26/10/2023, bertempat di Hotel Santika Depok Kec. Beji Kota Depok Provinsi Jawa Barat.
Sidang dipimpin langsung oleh Ketua Tim Penilai (TPV) Tanaman Perkebunan Gunawan, dihadiri oleh anggota tim penilai dan peserta pengusul dari daerah yang mengusulkan.
Hadir pada kesempatan itu, Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Yurisman, Kabid Perkebunan Ismail dan jajaran.
Ikut hadir Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat Febrina Tri Susila Putri, Kepala UPTD BP2MB- PTP Agustian, Wali Nagari Sikucua Utara Mayunis Alma, serta Petani Pinang Bustamar.
Bupati Suhatri Bur dalam sambutannya memaparkan, pembangunan ekonomi daerah dengan sasaran pertumbuhan 6-7 % / tahun adalah komitmennya bersama jajaran.
Dari 60% mata pencarian masyarakat yang bertumpu pada sektor pertanian. Maka untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat harus berorientasi pada pembangunan sektor pertanian ataupun perkebunan.
“Kabupaten Padang Pariaman merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat yang memiliki potensi untuk pengembangan komoditi perkebunan salah satunya pengembangan pinang,” tambahnya.
Pada Tahun 2016, tambah Suhatri Bur, hasil eskplorasi Balai Penelitian Tanaman Palma di Kabupaten Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat ditemukan varietas pinang unggul yang dapat dijadikan sebagai materi pengembangan tanaman pinang.
“Pinang Wangi dengan karakteristik batang lebih pendek, warna buah muda hijau gelap dan warna buah matang berwarna kuning dan beraroma wangi yang tercium dari bagian buah, daun, batang dan akarnya,” terang Ketua DPD PAN Padang Pariaman ini mengakhiri.
Pinang Wangi Sikucua, Sumatera Barat, Pinang Betara Jambi, dan Pinang Emas Sulawesi Utara.
Untuk diketahui, tanaman pinang memiliki beragam manfaat, bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan seremonial, pengobatan tradisional, dan sebagai bahan baku industri kosmetik serta obat-obatan.
Di Sumatera Barat atau di ranah minang selain merupakan komoditi ekspor, pinang juga dimanfaatkan sebagai tanaman adat, buah pinang muda yang dapat dikonsumsi sebagai campuran minuman teh talua (telur) yang diyakini dapat meningkatkan stamina tubuh.
Selain itu arai pinang (bunga pinang) digunakan sebagai penghias carano sebagai syarat untuk acara meminang/lamaran. Di ranah minang, pinang juga diumpamakan sebagai filosofi adat “Pinang Alah Babaliak Katampuaknyo” yang berarti bahwa segala sesuatu pekerjaan memang patut untuk diberikan kepada ahlinya, agar sesuai dengan harapan dan tujuannya.
Melihat potensi dan keunikan tanaman Pinang Wangi diperlukan untuk diteliti lebih lanjut untuk dilepas sebagai varietas unggul.
Karena sampai saat ini di Indonesia materi pengembangan tanaman pinang di Indonesia baru 2 varietas yang telah dilepas sebagai pinang unggul, yaitu Pinang Betara yang berasal dari Nagari Bunga Tanjung, Kecamatan Betara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi yang dilepas tahun 2013 dan Pinang Emas asal Kota Kotamobagu, Propinsi Sulawesi Utara telah dilepas oleh Menteri Pertanian pada tahun 2019.
Pada Tahun 2019 Kabupaten Padang Pariaman telah menghasilkan Varietas Unggul Lokal Baru (VUB) dengan nama “Pinang PWS” yang telah lulus sertifikasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Pada Tahun 2020 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mulai mengembangkan varietas Pinang PWS melalui kelompok tani dan penangkar yang ada di Kabupaten Padang Pariaman. Selain itu bibit ini juga di berikan pada penangkar – penangkar yang ada di Kabupaten /Kota Propinsi Sumatera Barat.
Melihat potensi besar dari Pinang Wangi tersebut, maka peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional bersama-sama Dinas Pertan
Discussion about this post