PAINAN – Masyarakat petani Kabupaten Pesisir Selatan di musim tanam pertama tahun 2022 ini masih tetap menjadikan bibit padi varietas bawaan sebagai unggulan.
Sebab bibit padi yang sangat cocok tumbuh dan berkembang pada lahan pertanian Pessel yang beriklim panas itu, merupakan salah satu plasma nutfah yang secara nasional sudah diluncurkan pada tahun 2014 lalu di daerah itu.
Kepala Dinas Pertanian Pessel, Madrianto, menjelaskan bahwa untuk menjaga plasma nutfah varietas bawaan tersebut, pihaknya juga melakukan penangkaran dan budidayanya dengan kelompok tani.
“Varietas bawaan yang merupakan plasma nutfah asli Pessel, sudah dilakukan peluncuran secara nasional pada tahun 2014 lalu. Makanya terus kita lakukan pengembangan dan pembudidayaannya bersama masyarakat dan kelompok tani. Karena tanaman ini memang bisa tumbuh subur di daerah yang beriklim panas seperti di Pessel,” ungkapnya, Selasa (12/4)
Dijelaskannya bahwa untuk meningkatkan kualitas hasil panen, serta juga sistem penangkaran, pihaknya juga bekerja sama dengan tenaga peneliti dari Balai Pengkajian Teknologi dan Penelitian (BPTP) Sumbar Sukarami Solok, serta juga dengan Balai Pengawasan Sertifikat Benih (BPSB).
“Kerjasama itu kita lakukan tidak saja untuk perbanyakan benih varietas bawaan. Tapi juga bertujuan agar benih unggulan ini bisa menghasilkan peranakan yang berkualitas,” jelasnya.
Ditambahkannya bahwa saat ini penangkaran benih penjenis padi sawah varietas bawaan itu juga telah dilakukan pada kelompok tani (Keltan) di pada beberapa kecamatan.
“Itu bisa kita lakukan karena masyarakat petani di daerah ini memang telah menjadikan varietas bawaan ini sebagai bibit unggulan,” ungkapnya.
Jamalus 56, anggota Kelompok Tani (Keltan) Saiyo di Kecamatan Lengayang ketika dihubungi mengakui bahwa pengembangan benih padi varietas bawaan itu sudah dilakukan anggota kelompoknya sejak enam tahun terakhir.
“Karena hasil panen dari padi jenis bawaan ini cukup laris dan disukai oleh masyarakat. Makanya kami terus melakukan upaya pengembangannya, termasuk juga di musim tanam pertama tahun 2022 ini,” ungkapnya.
Dijelaskan lagi bahwa keunggulan beras bawaan ini adalah nasi nya pera, berasnya putih dan jika dimasak akan sangat lembut dan tidak mudah basi.
“Karena keunggulan itu, sehingga beras jenis bawaan ini sangat diminati oleh masyarakat lokal dan juga luar daerah. Karena hasil panennya masih terbatas, sehingga kami belum bisa memenuhi permintaan dari luar daerah dalam jumlah besar,” ujarnya.
Dia berharap melalui padi sawah unggulan yang telah diluncurkan secara nasional sejak tahun 2014 itu bisa terus berkembang di daerah itu.
“Dari itu kami berharap agar terus dilakukan pembinaan terhadap kami oleh Dinas Pertanian, terutama dalam melakukan pembudidayaan dan penangkaran benih padi jenis bawaan ini,” timpalnya berharap. (Robi)
Discussion about this post