PAINAN – Kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditimbulkan oleh nyamuk aedes aegypti, perlu terus ditingkatkan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Himbauan itu disampaikan seiring dengan perubahan cuaca dari musim panas ke musim penghujan sebagaimana yang terjadi saat ini.
Selain itu, upaya untuk membentengi masyarakat terhadap ancaman penularan DBD juga perlu dilakukan. Terutama sekali dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap apa itu DBD, penyebab terjadi DBD, dan upaya pencegahannya.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Syahrizal Antoni, Kamis (2/6), dan menjelaskan bahwa pihaknya bersama Tim Surveilans pada semua puskesmas yang ada juga tengah melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) guna identifikasi lingkungan dan sanitasi akibat kasus DBD.
“Upaya ini kita lakukan dalam rangka mengantisipasi penularan penyakit DBD di lingkungan masyarakat. Sebab sejak beberapa pekan terakhir kasus DBD cukup tinggi ditemukan di Pessel. Kasus ini tersebar di beberapa nagari. Diantaranya di Nagari Lakitan Selatan, Kecamatan Bayang, Nagari Limau Purut Tapan, Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, Nagari Asam Kumbang, Kecamatan Bayang Utara, dan beberapa nagari lainnya di daerah ini,” katanya.
Dijelaskannya bahwa PE identifikasi lingkungan dan sanitasi itu dilakukan petugas di sekitar rumah warga terkena DBD dengan jarak 100 meter samping kiri dan kanan, serta juga depan dan belakang.
“Melalui PE ini akan diketahui penyebab penyebarannya serta upaya apa yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dan pencegahannya. Namun yang pasti masyarakat diminta untuk melakukan upaya 3M Plus, serta juga harus melakukan aksi bersih lingkungan sekitar rumah untuk memberantas sarang nyamuk,” ungkapnya.
Ditambahkan lagi bahwa selain sosialisasi, petugas dari Dinas Kesehatan bersama Tim Surveilans, juga melakukan aksi bersih lingkungan bersama masyarakat pada nagari yang ditemui ada kasus DBD.
“Selain itu kita juga melakukan pengasapan atau fogging pada beberapa titik lokasi yang diperlukan guna mengantisipasi penularan. Ini kita lakukan, sebab hingga saat ini jumlah warga yang terkena kasus DBD sudah mencapai 29 orang di Pessel,” ucapnya.
Diakuinya angka itu cukup tinggi karena pada periode yang sama (Mei 2021 red), kasus DBD hanya terjadi sebanyak 3 kasus.
“Walau total kasus DBD tahun 2021 lalu itu sebanyak 30 kasus, namun tidak ada yang meninggal dunia. Sedangkan saat ini dari 29 kasus tersebut, 1 orang dinyatakan meninggal dunia, yakni warga Kecamatan Linggo Sari Baganti, walau sebelumnya telah mendapatkan perawatan di RSUD Dr M Zein Painan,” ujarnya dengan juga didampingi Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Al Laily Fitri. (*)
Discussion about this post