Pasaman Barat — Perjuangan panjang masyarakat Sikabau masih terus berlanjut, mereka masih bertahan di posko posko tertentu di lahan yang mereka klaim sebagai lahan plasma yang belum diserahkan oleh PT Bakrie Unit Dua Air Balam.
Perjuangan tersebut bukan hanya dilakukan oleh para lelaki, para kaum ibupun turut berjuang dan bertahan di posko mereka, para ibu ibu mengaku masyarakat Sikabau, khususnya keturunan Datuk Pancang sudah lebih dari 20 tahun kehilangan hak akibat belum diserahkan lahan Plasma mereka seluas 300 Ha oleh PT Bakrie Unit Dua Air Balam.
“Kami mohon kepada bapak Presiden dan bapak Menteri untuk memperhatikan hak kami yang belum diserahkan oleh pihak PT Bakrie sejak puluhan tahun lalu,” ujar Sopia di tengah aksi mereka.
Ungkapan hati Sopia tersebut turut diamini oleh ratusan ibu ibu yang ikut di lokasi itu, mereka berharap apa yang disampaikan Sopia dapat didengar oleh bapak Presiden Republik Indonesia dan para pengambil kebijakan lainnya, karena hingga saat ini masyarakat mengaku dirugikan hampir 150 miliar rupiah.
Selain menggelar aksi unjuk rasa para ibu ibu juga terlihat sibuk memasak untuk para lelaki yang tengah berjuang, pasalnya saat itu pihak dari BPN Provinsi Sumbar dan tim dari Polda sumbar di dampingai tim dari Polres Pasbar tengah melakukan pengambilan titik koordinat.
Pengambilan titik koordinat ini bertujuan untuk memastikan status lahan plasma yang mereka klaim tersebut, dengan tujuan agar semua proses tersebut dapat menemukan titik terang antara PT Bakrie dan masyarakat Sikabau.
Ratusan masyarakat Sikabau ini berharap apa yang mereka perjuangkan saat ini dapat diperhatikan oleh pemerintah terkait, dan apa yang menjadi hak masyarakat Sikabau ini dapat kembali kepada mereka.
Sementara itu pihak dari perusahaan PT Bakrie unit Dua Air Balam, Bobi yang turut hadir dilokasi untuk pengambilan titik koordinat lahan plasma tersebut mengatakan pihaknya akan taat dan patuh dengan hukum yang berlaku.
“Kami akan taat pada hukum berlaku. Kalau ini milik masyarakat kita berikan. Namun, jika sebaliknya ini nanti ini masuk dalam HGU perusahaan, maka masyarakat juga harus legowo,” tegas Bobi.
Saat aksi ini terlihat penjagaan dari Polsek setempat dan Satpam PT Bakrie, semua pihak dapat menahan diri sehingga tidak terjadi hal hal yang tak dinginkan, situasi terlihat kondusif, setelah melakukan aksi masyarakat kembali dengan tertib ke posko posko yang mereka dirikan. (wd)
Discussion about this post