Kota Pariaman kembali mengukir prestasi di tingkat nasional, dengan menyabet 10 kategori penghargaan dari 14 kategori penghargaan yang dilaksanakan oleh Tim RKCI pusat
PARIAMAN, REPORTASEINVESTIGASI.com
Untuk Penganugerahan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017, diadakan di Istana Wakil Presiden, Jakarta dan Gedung Dhanapala, Jakarta, senin (11/12), acara ini dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Dalam mengetahui efisiensi dan efektivitas kota dengan cara cerdas, ITB (Insitut Teknologi Bandung) sebagai pelaksana dilapangan didukung oleh APEKSI (Asosiasi Pemerintahan Kota Seluruh Indonesia), BRI serta Indosat.
10 kategori yang didapat oleh Kota Pariaman antara lain, Rating Ekonomi Cerdas (Smart Economy), Rating Sosial Cerdas (Smart Social), Rating Lingkungan Cerdas (Smart Environment), Rating Kesehatan Cerdas (Smart Health), Rating Mobilitas (Smart Mobility), Rating Keamanan dan Kebencanaan Kota (Safe and Secure City), Rating Digital Government Readiness, Rating Kesiapan Infrastruktur (infrastruktur Readiness), Rating Ekosistem Kompetitif dan Rating Ekosistem Inovasi.
Penganugerahan RKCI 2017 ini dihadiri peserta yang diundang pada Talkshow dan Awarding Event Rating Kota Cerdas Indonesia, terdiri dari Kementerian terkait pengembangan Smart City, pemerintah Kota dari seluruh Indonesia, dosen dan akademisi terkait pengembangan Smart City, dan para stakeholder dan industri terkait pembangunan Smart City.
Penghargaan tersebut diberikan oleh Menteri Kominfo RI Rudiantara, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Deputy Menteri/Kepala Bappenas Bidang Pengembangan Regional Rudi Soeprihadi dan Ketua APEKSI Airin Rachmi Diany, dan Rektor ITB Kadarsah Suryadi yang diterima langsung oleh Walikota Pariaman Mukhlis Rahman dan Kepala Dinas Kominfo Kota Pariaman Nazifah.
Mukhlis Rahman mengapresiasi atas kinerja OPD dan seluruh stakeholder yang ada di Pemko Pariaman, sehingga ketika tim RKCI pusat melakukan penilaian, mereka dapat memberikan jawaban dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan
“Penghargaan ini tidak terlepas dari upaya kita bersama dalam mewujudkan misi pemerintahan yang lebih efektif dan efesian, serta untuk mendukung visi Kota Pariaman menjadikan kota tujuan wisata, dengan melengkapi seluruh element untuk mewujudkan itu semua,” terangya.
Lebih lanjut ia menjelaskan terkait faktor kenapa kota pariaman meraih penghargaan di kategori ekonomi,sosial, ekosistem inovatif dan ekonomi kreatif serta dibagian penanggulangan bencana.
Pertama, karena adanya kerjasama antara pemerintah, industri dan masyarakat dalam meningkatkan aktivitas ekonomi di kota pariaman. Salah satunya adalah perubahan kegiatan ekonomi yang semula kota pariaman dianggap sebagai kota yang dengan aktivitas penjualan, berjual beli, berubah menjadi aktivitas pariwisata sehingga timbulnya aktivitas-aktivitas kreatif dibagian pariwisata.
Karena di kota pariaman lebih menekankan pariwisata diwilayah pantai, sehingga aktivitas kreatifnya itu berada di pantai, salah satu contohnya adanya kerjasama dari open trip, dari kota pariaman ke pulau-pulau yang berada disekitaran kota pariaman.
“Nah karena ada aktivitas didaerah tersebut itulah, menjadi alasan kenapa kota pariaman itu meraih award dibidang ekonomi, sosial, ekosistem kreatif dan ekosistem kompetitif,” ujarnya.
Sedangkan untuk dibidang mitigasi bencana nya sendiri, karena kota pariaman telah mempunyai early warning system terkait dengan kebencanaan gempa, tsunami dan banjir. Dengan adanya early warning system dan penanganan kebencanaan yang sudah dikonsep oleh pemerintah kota pariaman, sehingga menjadi alasan kenapa pemerintah mendapatkan awarding di kategori tersebut.
Untuk Smart Mobility merupakan penghargaan karena adanya program penyediaan bus sekolah gratis, untuk Smarth Health merupakan penghargaan sebagai akibat adanya program kesehatan sabiduak sadayuang/pengobatan gratis yang melayani seluruh warga kota pariaman sampai ke tingkat rujukan terakhir (rumah sakit)
Rating Digital Government Readiness adalah kesiapan pemko menuju pemerintahaan yang berbasis teknologi informasi, yang merupakan Kategori utama rating kota menuju cerdas (smart city), Rating kesiapan infrastruktur (Infrastructure Readiness) adalah kesiapan pemko dalam melengkapi infrastructur terutama TIK dengan terhubungnya seluruh OPD, kecamatan dan puskesmas dengan jaringan internet (jaringan fiber optik)
Rating Lingkungan Cerdas (Smart Environment) merupakan penilaian terhadap adanya bank sampah (sabijuliber)nya DLH (Dinas Lingkungam Hidup) yang kemudian diolah kembali untuk menjadi furniture-furniture kreatif, salah satunya yang diberdayakan oleh Dekranasda Dinas Perindagkop UKM, dengan membuat merchandise-merchandise dan kerajinan yang ada dikota pariaman, yang sebagian besar yang diolah dari bahan-bahan yang berada di bank sampah nya sendiri.
Belum lagi adanya Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di belakang terminal jati, dan adanya pengelolaan biogas dari kotoran sapi.
Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu memahami kotanya sehingga bisa transformasi menuju Kota Cerdas.
Penganugerahan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 adalah sebagai penutup dari rangkaian kegiatan Rating Kota Cerdas Indonesia 2017 yang berlangsung dari bulan Mei 2017. Penganugerahan RKCI 2017 adalah pemberian penghargaan berdasarkan indeks Rating Kota Cerdas Indonesia kepada kota-kota yang sesuai dengan hasil pelaksanaan kajian.
Pemetaan ini dilakukan dengan menilai kondisi kota berdasarkan elemen kualitas hidup (ekonomi, sosial, lingkungan) dan elemen pemungkin (tata kelola, infrastruktur dan teknologi, masyarakat). Pemetaan ini dilakukan melalui evaluasi mandiri oleh pemerintah kota dan kunjungan langsung ke pemerintah kota dan survei masyarakat (n=400) di beberapa kota terpilih. Kegiatan pemetaan ini merupakan kegiatan 2 tahunan dan dimulai pertama kali pada tahun 2015.
RKCI 2017 mengukur 93 kota (kecuali kota administratif Jakarta) di Indonesia, dengan klasifikasi kota besar yaitu kota dengan penduduk di atas 1 juta jiwa sebanyak 14 kota, kota sedang yaitu kota dengan penduduk diantara 200 ribu hingga 1 juta jiwa sebanyak 43 kota dan kota kecil yaitu kota dengan penduduk di bawah 200 ribu jiwa sebanyak 36 kota.
Tahap seleksi terdiri dari evaluasi mandiri dimana kota diminta untuk mengisi kuesioner secara online, penilaian hasil evaluasi mandiri, validasi dan kunjungan langsung ke kota-kota finalis, pemetaan kota berdasarkan potensi masing-masing dan pengumuman hasil pemetaan kota.
Pemetaan dilakukan dengan menilai proses pengelolaan kota dari sisi utilisasi sumber daya, manajemen, integrasi dan keberlanjutan, e-government, strategi dan rencana serta menilai kualitas hidup dari sisi pelayanan, indeks kualitas hidup dan indeks lainnya, persepsi masyarakat dan penilaian terhadap inovasi kota.
Dari beragam indikator tersebut, Tim memetakan kota terbaik berdasarkan ukuran besar, sedang dan kecil, berdasar klasifikasi bidang ekonomi, sosial dan lingkungan serta kategori-kategori lainnya. Beragam klasifikasi ini memungkinkan kota-kota untuk mengetahui kondisi kota dan berkembang sesuai dengan potensi kotanya masing-masing. (Rel/J)
Discussion about this post