Pesisir Selatan – Pemerintah kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan (Pessel) melalui Dinas Kesehatan dan jajaran Puskesmas di daerah itu akan terus memaksimalkan pemantauan terhadap balita Bawah Garis Merah (BGM).
Upaya itu dilakukan agar gejala penderita gizi buruk bisa terpantau secara dini, guna mempersiapkan generasi tangguh, serta juga meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara merata.
Kepala Dinas Kesehatan Pessel, Satria Wibawa, mengatakan Senin (8/2) bahwa daerah itu melalui jajarannya memiliki komitmen yang tinggi dalam membebaskan daerah itu dari balita yang mengalami kasus gizi buruk.
“Melalui pemantauan maksimal petugas kesehatan dan jajaran di semua Puskesmas ini, maka bila ditemui ada balita yang mengalami BGM, bisa segera dilakukan penanganan melalui unit kerja Puskesmas pada masing-masing kecamatan,” katanya.
Disampaikannya bahwa gizi bawah garis merah atau yang dikenal dengan BGM adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dalam waktu yang cukup lama.
“Agar kasus BGM ini tidak berlanjut hingga pada kasus gizi buruk, maka penanganan dengan segera akan dilakukan oleh petugas di lapangan, atau melalui Puskesmas di masing-masing unit melalui penambahan asupan gizi tersebut,” ujarnya.
Ditambahkannya bahwa jajaran Puskesmas di setiap kecamatan memang diharuskan gencar melakukan pemantauan terhadap balita BGM. Pemantauan tersebut juga merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi dalam program pembinaan gizi.
“Data dan informasi yang dihasilkan dari pemantauan ini, akan dijadikan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, serta penyusunan rencana kegiatan pembinaan gizi balita,” jelasnya.
Perlu diketahui bahwa BGM bukanlah kasus gizi buruk.
“Tapi bila ini dibiarkan, bisa berlanjut pada kasus gizi buruk. Dari itu pemantauan secara maksimal perlu terus ditingkatkan hingga ke pelosok nagari,” tutupnya. (Robi)
Discussion about this post