Solsel — Simpatisan dan pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Solok Selatan kecewa, karena layar live streaming yang dijanjikan KPU Solok Selatan tidak dipasnag.
Pantauan media diseluruh ruangan hingga ke halaman Kantor Bupati Solsel, tidak ada terlihat satupun layar live streaming yang disediakan oleh KPU,
Sehingga simpatisan, masyarakat, tim pendukung termasuk Partai Politik yang hadir untuk melihat langsung kegiatan pengundian nomor urut calon kandidat Bupati dan Wakil Bupati Solsel di luar gedung, tidak bisa.
“Saya kecewa, tadi saat saya tanya ke KPU. Live treaming atau layar bagi yang diluar kami sediakan pak, tapi kenyataannya tidak ada. Belum selesai Pilkada, KPU sudah berbohong,” tegas Tokoh masyarakat Solok Selatan, Sutan Palindi kepada wartawan, Kamis (23/9) saat suasana pengundian nomor urut paslon di Kantor Bupati Solsel.
Kedatangannya, hanya untuk melihat dan mendengar kegiatan pengundian nomor urut calon.
“Kondisi saat ini, kami hanya bisa ngobrol diluar. Sebab layar treaming itu tidak terlihat seperti dijanjikan KPU Solsel,” paparnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh tokoh masyarakat lainnya, Idil Fitri.
Minimal katanya, harus ada layar, pemilu ini masyarakat harus banyak yang tahu. Setidaknya bisa didengar apa yang penyampaian di dalam, kalau gambar tidak bisa dilihat secara langsung.
Bahkan jadwal mundur dari skedul, seharusnya pukul 09.00 wib pagi, tapi kenyataan di mulai pukul 10.12 wib.
“Saya sangat kecewa sekali, karena tidak bisa melihat kandidat dengan layar treaming yang dijanjikan KPU,” ungkap Afriko Tim Paslon Khairuna-Yulian Efi.
Begitu juga penyampaian tokoh masyarakat Kecamatan Sangir Batang Hari, Yuskal Malin Sati. Informasi akan diberikan layar bagi yang berada diluar gedung tidak ada. Awalnya 15 orang bisa masuk, sekarang dibatasi hanya 5 orang.
Secara masyarakat ia mengaku kecewa dengan informasi diberikan KPU.
“Padahal anggaran livestreaking atau layar lebar anggarannya sudah ditetapkan sebelumnya, kenapa sekarang tidak ada. Tahap berikutnya, jangan beri lagi informasi yang mengecewakan,” ujarnya.
Tokoh Millenial, Iqra, juga mengungkapkan, dalam pesta demokrasi masyarakat Solsel pada prinsipnya ingin menyaksikan. KPU diharapkan lebih konsisten menjanjikan tentang live streaming atau layar lebar disediakan diluar, seharusnya ada disediakan. Sehingga pendukung bisa mendukung tahapan pesta demokrasi ini.
“Saya sebagai kaum millenial kecewa, kedepannya jangan seperti ini lagi. Jangan berbohong lagi,” paparnya.
Bahkan, Ketua PWI Solok Selatan naik pitam, akibat ulah KPU Solok Selatan selalu mengotak-ngotakan wartawan. Bahkan disetiap tahun Pilkada, KPU hanya memilih wartawan yang memiliki hubungan terdekat saja.
Sementara ketua SPRI menduga gokarde yang di pakai”gokarde yang dipakai sewaktu pendaftaran. Artinya anjuran protokol kesehatan tidak dipatuhi oleh KPU kabupaten Solok Selatan .jadi pertanyaan berapa mahal sih yang harganya gokarde?
“Kita kecewa dengan perlakuan deskriminasi terhadap wartawan, memilih wartawan yang terdekat saja disetiap kegiatan KPU,” tegas Ketua PWI Solok Selatan, Hendrivon kepada wartawan, Kamis (24/9).
Dia menjelaskan, hari ini pengundian nomor urut calon Kepala Daerah, dia juga tidak dilibatkan KPU dan tidak boleh masuk melakukan peliputan.
Namun hanya wartawan pilihan saja yang diundang, dan mendapatkan kokarde masuk ke ruangan aula kantor Bupati Solsel.
Namun saat ditanya, KPU selalu mengelak dan di kirim pesan singkat hanya menjawab dibatasi.
“Kalau dibatasi tidak apa-apa, kita maklumi. Tapi mengapa hanya 4 saja wartawan di undang, semestinya diundang seluruhnya. Siapa yang akan masuk ke ruangan, biarlah rekan-rekan yang menentukan,” paparnya.
PWI dan rekan-rekan pers akan terus mengawal kegiatan KPU. Termasuk netralitas KPU dalam penyelenggaraan Pilkada tahun 2020 ini.
Terpisah, Anggota KPU Solsel, Wilson Caniago saat dikonfirmasi mengatakan, silahkan saja wartawan komplen, tidak masalah baginya.
Dia menyebutkan, bukan di pilih-pilih, cuma dibatasi termasuk jumlah pengurus Parpol pengusung yang awalnya 17 orang, sekarang hanya menjadi 5 orang saja termasuk Paslon.
Kenapa hanya diundang segelintir saja, kenapa tidak semua. Wilson tidak mau menjawabnya.
Dia hanya menjelaskan, KPU wajib mematuhi protokol Covid-19 dan hadiran rekan-rekan wartawan tidak dibatasi, karena KPU juga menyediakan live traiming bagi yang diluar.
“Bagi yang tidak kami undang, tidak boleh masuk ruangan. Kami telah sediakan layar live streaming diluar ruangan,” terangnya. (deno)
Discussion about this post