Bukittinggi — Sampah, bagi Bukittinggi juga merupakan persoalan yang tidak sederhana. Dengan lebih dari 100 ton sampah setiap hari, Pemko terus berupaya mencari solusi penanggulangannya.
Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bukittinggi beberapa waktu lalu, selain mengirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) Regional di Payakumbuh, juga diuoayakan mengolahnya menjadi pupuk kompos, yang sudah dilakukan di beberapa lokasi.
Disamping itu, dengan melibatkan kelompok masyarakat, juta dilakukan pengolahan sampah di Kota Bukittinggi menjadi ‘maggot’ bahan yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Upaya untuk menurunkan volume sampah rumahan, dilakukan warga Kelurahan Kubu Gulai Bancah, Kota Bukittinggi, membudidayakan maggot ini.
Maggot hasil budi daya warga Kelurahan Kubu Gulai Bancah, Kota Turunkan volume sampah rumahan, warga Kelurahan Kubu Gulai Bancah, Kota Bukittinggi, membudidaya maggot. Maggot merupakan larva atau dikenal dengan nama Black Soldier Fly (BSF) yang dinilai bagus mengurai sampah organik.
Bahkan, satu kilogram maggot mampu mengurai satu kilogram sampah organik. Tentu hal tersebut mampu mengurai volume sampah rumahan.
“Karena maggot ini kaya manfaat, salah satunya pengurai sampah. Maka kami melakukan budi daya maggot,” ujar Ketua TKM Pokdarwis Ambacang Saiyo, Tarmizi St Basa.
Menurut Tarmizi, budi daya maggot tersebut telah dikembangkan sejak beberapa bulan terakhir. Sementara, bahan makanan maggot dari sampah organik yang diambil dari rumah-rumah warga.
“Kalau sampah organik, kita jemput langsung ke rumah warga. Tentu ini sangat membantu warga untuk membuang sampah yang seharusnya dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara,” ungkapnya.
Tarmizi menambahkan, maggot juga memiliki banyak protein dan sangat bagus untuk pakan ikan dan ayam. “Bagian yang terpenting dari maggot adalah protein dan ternak sangat menyukainya,” katanya. (Pon)
Discussion about this post