SAWAHLUNTO – Pemko Sawahlunto kembali menggelar iven Sawahlunto International Songket Silungkang Carnaval (SISSCa), kali dengan kegiatan pameran songket dan pekan kebudayaan daerah, yang dilaksanakan di Gedung Pusat Kebudayaan (GPK)
Deri Asta Wali Kota Sawahlunto pada Minggu 11 September 2022, menyampaikan SISSCA adalah salah satu inovasi Sawahlunto dalam melestarikan dan mempromosikan songket Silungkang ke tingkat nasional dan mancanegara, karena Songket Silungkang merupakan kekayaan sejarah dan budaya asli dari Silungkang Kota Sawahlunto yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda dan mendapat indikasi geografis (diakui sebagai hak kekayaan intelektual).
Songket Silungkang ini juga memberikan dampak ekonomi pada masyarakat maka Pemkot mendukung dengan pelestarian dan promosi, yang salah satunya dilaksanakan dengan iven SISSCa sekarang,” kata Wali Kota Deri Asta ketika membuka Karnaval Songket Silungkang yang merupakan rangkaian paling dinanti dalam momen SISSCa.
Penyelenggaraan SISSCa pertama kali dimulai pada tahun 2015 kemudian terus dilanjutkan setiap tahun.
Ternyata pemerintah pusat memantau dan mengapresiasi SISSCa ini, sehingga sejak 2021 kemaren itu SISSCa masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pak Menteri Sandiaga Uno juga telah menghubungi kita untuk menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap SISSCa
“Songket Silungkang adalah bagian dari ekonomi produktif masyarakat. Berbagai program yang berpihak pada songket Silungkang telah kita jalankan, mulai dari pelatihan dan pendampingan untuk peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pengrajin sampai bantuan peralatan untuk memproduksi songket tersebut,” kata Wali Kota Deri Asta.
Salah satu dampak dari songket Silungkang meningkat kemudian sudah banyak muncul variasi-variasi, baik dari motif songket maupun produk turunan dari songket itu.
Yang mana mulanya dulu, songket itu ya hanya kain dasar saja yang kemudian dijahit menjadi pakaian. Namun sekarang itu sudah macam-macam produk turunan dari songket, sinergi dengan pelaku ekonomi kreatif telah melahirkan tas, topi dan aksesoris lain yang berbahan songket sehingga tentu nilai jual dan jangkauan pasaran lebih banyak. Kata Wali Kota Deri Asta.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Sawahlunto Nova Erizon mengatakan selain karnaval sebagai acara yang paling menarik animo penonton, SISSCa 2022 dikolaborasikan dengan pameran songket dan pekan kebudayaan daerah.
Mempromosikan kepada publik seperti apa songket Silungkang dan produk turunannya, itu ada di ‘Sawahlunto Songket Silungkang Expo 2022’ di GPK, ada puluhan stand dari pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) kita memamerkan produk songketnya di sana. Diselenggarakan selama tiga hari sampai malam, dan di lokasi yang sama juga diselenggarakan Pekan Kebudayaan Daerah Sawahlunto yang menampilkan pertunjukan seni budaya dari sanggar seni dan perwakilan sekolah-sekolah.
“Ada tari, musik, lagu, teater dan pertunjukan seni lainnya di Pekan Kebudayaan tersebut. Seperti pameran, Pekan Kebudayaan ini juga diselenggarakan selama tiga hari,” sebutnya.
Pekan Kebudayaan Daerah dan pameran songket ini dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan dengan harapan maningkatkan daya tarik acara dan menambah jumlah pengunjung.
Dessy Ruhati Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf/Baparekraf hadir langsung dalam ‘SISSCa Night’, menyampaikan apresiasi dan pernyataan Kemenparekraf siap terus mendukung iven yang mempromosikan kekayaan produk budaya daerah tersebut.
Kalau dilaksanakan tahun depan, silahkan kembali dikoordinasikan kepada Kemenparekraf. Nanti sesuai regulasi, kita siap dukung SISSCa kembali diselenggarakan, agar bisa lebih meningkat kemeriahan maupun pesertanya.
Pujian untuk pelaksanaan SISSCa juga datang dari rombongan istri Direksi PT. Bukit Asam yang memenuhi undangan Pemko Sawahlunto untuk hadir dan mengikuti SISSCa, mereka menyampaikan tertarik untuk datang lagi mengikuti SISSCa pada tahun depan.
Tim penilaian pada karnaval SISSCa dengan dewan juri yaitu Dini Yanuarmi, Arif Wibowo dan Heni Andini mempertimbangkan tiga indikator, yakni ; penggunaan bahan songket sebanyak 60 persen, kesesuaian dengan tema dan kesesuaian dengan penampilan pendamping, dan sukses meraih juara 1 dari tim Dinas Kebudayaan Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Kota Sawahlunto, juara 2 direbut oleh tim Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, sementara juara 3 diraih oleh tim Dinas Pendidikan.
Sementara untuk juara harapan 1 dari PT. Bukit Asam, juara 2 dari MTsN 02 Sawahlunto dan juara 3 dari Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sedangkan juara favorit pertama, diraih oleh Bank Nagari, Barenlitbangda, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Dinas Pertanian dan Dinas Perindagkop. (Djasrizal)
Discussion about this post