Padang Pariaman — Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman melalui Dinas Kesehatan berkomitmen mendukung upaya pemberantasan penyakit lumpuh layu (polio) di Sumatra Barat.
Hal itu dibuktikan dengan digelarnya pencanangan crash program polio atau polio tambahan tahun 2023 yang dipusatkan di posyandu Kampung Dalam Nagari Gadur Kecamatan Enam lingkung pada Senin, (06/03).
Dengan adanya penemuan kejadian luar biasa (KLB) kasus polio di vaccine Derived Polio virus Type 2 (VDPV2) di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh pada waktu lalu. Provinsi Sumatra Barat yang berdekatan dengan Provinsi Aceh dan berdsarkan hasil risk Asseement dikategorikan sebagai Provinsi yang beresiko tinggi terhadap penularan virus polio maka Provinsi Sumatra Barat wajib melaksanakan Crash program polio.
Bupati Suhatri Bur dalam sambutannya menyebutkan Crash Program Polio merupakan kegiatan pemberian imunisasi polio tambahan pada sasaran tanpa memandang status dan interval imunisasi sebelumnya baik imunisasi rutin maupun Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
“Untuk itu saya mengajak seluruh pihak agar dapat mendukung penuh pelaksanaan crash program polio untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang berkulitas dan tumbuh menjadi bangsa besar yang kuat dengan menyebarluaskan informasi tersebut keseluruh masyarat terkhusus di Kabupaten Padang Pariaman, ” ucapnya.
Selain itu, Suhatri Bur yang saat itu juga didampingi ketua TP-PKK Yusrita Suhatri Bur menghimbau seluruh masyarakat Kabupaten Padang Pariaman untuk dapat membawa anaknya ke posyandu terdekat agar mendapatkan imunisasi polio tambahan yang digelar secara serentak pada tanggal 6 sampai 12 Maret 2023 di posyandu terdekat.
Senada dengan itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat Lila Yanwar menuturkan dibutuhkan upaya berupa kegiatan crash program yang dilaksanakan untuk menutup kesenjangan imunitas serta merupakan upaya penting dalam mempertahankan status Indonesia bebas polio.
“penyakit polio tidak bisa disembuhkan, namun bisa di cegah dengan imunisasi polio dengan membawa anak-anak bayi dan balita untuk diimunisasi ke posyandu terdekat,” tutupnya.
Kepala Dinkes kabupaten Padang Pariaman, Aspinudin menjelaskan ada dua macam imunisasi polio tambahan ini, yakni bivalent Oral Polio Vaccine (Bopv) atau polio tetes dan Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV). Untuk Imunisasi bOPV ditujukan untuk seluruh anak usia 0 sampai dangan 59 bulan, sedangkan imunisai IPV ditujukan untuk seluruh anak usia empat sampai dengan 59 bulan.
Kegiatan ditandai dengan penetasan imunisasi polio pertama kepada peserta pertama , juga dihadiri oleh Kadis Kominfo,Forkopimda, Forkopimca, pimpinan Bank Nagari cabang Lubuk Alung dan Wali Nagari Gadur. (*)
Discussion about this post