Agam, Ri — Pemerintah Kabupaten Agam meminta kepada seluruh tokoh masyarakat untuk membantu mengembalikan fungsi surau sebagai kearifan lokal Minangkabau.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Agam melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Drs. Isra saat membuka kegiatan Pendidikan Surau bagi generasi muda di Balairung Adat Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Jum’at (19/11).
“Kepada tokoh masyarakat mari kita berupaya mengembalikan fungsi surau sebagai tempat pendidikan kearifan lokal. Selain itu mari kita bahu- membahu bekerjasama untuk menjadikan surau sebagai pusat belajar mengaji, melatih keterampilan bela diri dan kegiatan lain yang dapat meningkatkan ilmu adat istiadat, keagamaan, serta kebudayaan,” kata Isra.
Menurutnya, pembentukan karakter generasi muda Minangkabau sangat penting dilakukan terutama untuk bekal kehidupan di era globalisasi saat ini.
“Mari kita bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan di nagari untuk meningkatkan potensi surau sebagai basis kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan, keagamaan dan adat istiadat salingka nagari. Dengan demikian kita meyakinkan bahwa surau sebagai kearifan lokal akan ramai dikunjungi oleh para generasi muda,” ujarnya.
Dalam acara pembukaan tersebut, pihaknya mengapresiasi topik dan tema yang diangkat pada kegiatan pendidikan surau yang digelar daya desa Sungai Batang.
Isra mengakui, Nagari Sungai Batang merupakan salah satu nagari di Agam yang terkenal dengan tokoh nasional dan internasional yakni Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA).
“Menurut kami Nagari Sungai Batang merupakan negeri bertuah karena gudangnya para ulama dan tokoh nasional maupun internasional. Oleh karena itu, melalui program daya desa dengan kegiatan akademisi surau ini diharapkan dapat dilaksanakan sebaik- baiknya sehingga mampu melahirkan generasi yang memegang teguh adat istiadat Minangkabau,” ungkapnya.
Pihaknya meyakini bahwa program tersebut dapat dijadikan sebagai motivasi untuk ‘mambangkik batang tarandam’ sekaligus sebagai upaya mewariskan nilai-nilai adat budaya berlandaskan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
Sementara itu, Daya Desa Nagari Sungai Batang, Rudi Yudistira mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pemajuan kebudayaan desa oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai adat dan budaya khususnya di Nagari Sungai Batang.
Ia menyebut, pendidikan surau tersebut diselenggarakan dalam dua sesi yang pesertanya berasal dari kalangan generasi muda atau remaja. Sesi pertama digelar pada 20-21 November dan Sesi kedua pada 27-28 November. Acara itu digelar secara terpisah di tiap jorong yang ada di Nagari Sungai Batang.
“Ada empat materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta selama kegiatan ini berlangsung yaitu pendidikan adat istiadat berlandaskan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS SBK), keagamaan, karakter, dan seni budaya,” katanya. Daji
Discussion about this post