DHARMASRAYA — Rasa ketidakpuasan warga terhadap pembagian BLT di Nagari Ampang Kuranji, Kecamatan Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya berlanjut. Setelah pada Kamis malam (28/5), aksi yang pertama, ratusan warga mengamuk di kantor wali nagari dan merusak sejumlah fasilitas kantor.
Ternyata, di malam kedua ini lebih dahsyat lagi masyarakat kembali mengepung kantor Wali Nagari Ampang Kuranji, sebagai lanjutan demo pada Kamis malam (28/05/2020) yang berlanjut pada Jumat malam (29/05/2020) dengan masa yang lebih banyak dari malam sebelumnya, dan juga melempar kantor wali nagari yang sudah tersegel oleh pendemo itu dengan kayu juga dihujani dengan batu, aksi demo yang dilakukan masyarakat ini sepertinya sebagai protes atas pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dinilai tidak tepat sasaran.
Warga menuding, pembagian BLT bagi warga terdampak pandemi yang diduga menyalahi aturan serta sarat nepotisme. Selain itu masa pendemo juga menuding yang diduga, “Istri wali dan teman dekatnya saja yang diutamakan mendapatkan dana BLT, untuk warga yang terdampak virus Corona, padahal dalam aturannya kan tidak begitu,” ungkap Muslim kepada wartawan.
Lanjut Muslim lagi, kerusuhan dari masyarakat mencuat karena pemerintah nagari Ampang Kuranji juga ada indikasi waktu mendata tidak transparan dan juga tidak melibatkan para tokoh di nagari Ampang Kuranji ini.
“Sehingga masyarakat yang betul betul layak untuk diberi bantuan BLT tersebut malahan tidak terdata. Selain itu batuan yang telah diserahkan kepada beberapa masyarakat di kenagarian ini malahan yang sudah dapat PKH juga dapat BLT padahal yang mendapatkan bantuan ganda itu kalau dilihat tentang ekonominya beliau belum layak untuk mendapatkannya, masih banyak lagi orang yang layak diberi bantuan selain dia,” tukuk Muslim lagi.
Selain itu informasi yang didapatkan dari masyarakat Nagari Ampang Kuranji, ‘D’ membenarkan adanya demo lanjutan Jumat (29/5) dengan massa yang lebih banyak lagi dibandingkan dengan demo Kamis malam (28/5).
“Para pedemo juga telah melakukan penyegelan kantor wali dengan memaku pintunya dengan papan, dan juga ditempel dengan spanduk kecil bertulisan ‘Kami pengennya pak wali berhenti dan kami tidak butuh dia lagi karena pak wali tidak adil’,” terangnya ‘D’. (a)
Discussion about this post