Kota Solok – Kemajuan zaman dan arus globalisasi membuat tugas dan beban Bundo Kanduang di tengah masyarakat Minang semakin berat.
Bundo Kanduang dituntut untuk memperkuat peran dalam membentengi anak sekaligus memelihara adat dan budaya Minangkabau. Hal ini inilah yang melatarbelakangi Tradisi “Basikameh” atau yang dikenal dengan kegiatan bersih-bersih kampung yang diprakarsai oleh Bundo Kanduang Kota Solok.
Pada Minggu (18/9) di tiga Kelurahan di Kecamatan Lubuk Sikarah, Bundo Sitta Novemra, mengatakan kegiatan “Basikameh” merupakan program baru bagi Bundo Kanduang Kota Solok.
Kegiatan Basikameh diawali dari Kelurahan Sinapa Piliang, Kehadiran Ketua LKAAM Kota Solok H.Rusli Khatib Bandaro Bersama Ketua Bundo Kanduang Kota Solok disambut antusias oleh Bundo Kanduang Kelurahan serta masyarakat yang sedang membersihkan ruas jalan di Kelurahan Sinapa Piliang, dan kedua petinggi adat di Kota Solok itu langsung berbaur bersama Bundo Kanduang Kelurahan Sinapa Piliang dan masyarakat serta juga Lurah Sinapa Piliang bersama jajaranya yang sejak pagi melakukan aksi bersih-bersih lingkungan di sepanjang jalan Sinapa Piliang.
Selanjutnya Ketua Bundo Kanduang Kota Solok bersama Ketua LKAAM Kota Solok melanjutkan kegiatannya di Kelurahan VI Suku, di sana Bundo Kanduang bersama Masyarakat dan Lurah setempat juga sedang melakukan tradisi Basikameh, terlihat beberapa sudut di sepanjang jalan dalam kampung di Kelurahan VI Suku sudah terlihat bersih dan tertata rapi.
Di Kelurahan IX Korong Bundo Kanduang bersama masyarakat, Lurah beserta jajaran serta Babinsa Kodim 03/09 terlihat antusias dalam melaksanakan tradisi Basikameh. Salah seorang Bundo Kanduang Kelurahan IX Korong sangat mengapresiasi langkah Ketua Bundo Kanduang Kota Solok Sitta Novembra untuk membangkitkan kembali Tradisi Basikameh yang sudah mulai pudar diterpa zaman, “Dan kami mendukung penuh program Bundo Kanduang Tangguh ini sampai ke Generasi anak Cucu berikutnya,” tuturnya.
Mengangkhiri kegiatannya hari ini Bundo Sitta Novembra menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bundo-Bundo Kanduang, lurah beserta jajaran serta seluruh masyarakat kelurahan Sinapa Piliang, Kelurahan VI Suku, dan Kelurahan IX Korong atas partisipasi dan semangatnya yang telah menggerakkan tradisi basikameh ini, ucap Bundo Sitta Novembra.
Beliau sangat berharap tradisi ini berlanjut dan bertahan sampai generasi anak cucu kita, dimana , kegiatan “basikameh” ini digagas dalam rangka menamkan rasa dalam diri masyarakat untuk membiasakan hidup bergotong royong,”harapnya.
Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga dan membersihkan lingkungan kampung, apalagi dalam waktu dekat Kota Solok akan berlangsung perhelatan akbar Rang Solok Baralek Gadang dari tanggal 22 – 25 September 2022 mendatang,” sebut Ketua Bundo Kanduang Kota Solok.
Menurutnya melalui kegiatan ini masyarakat akan semakin kompak, menjaga kebersihan lingkungan, dan saling bahu-membahu membersihkan lingkungannya,” ujarnya.
Disamping itu ia mengatakan bahwa Tradisi Basikameh ini juga bertujuan untuk terciptanya prilaku pola hidup sehat di tengah-tengah masyarakat,serta menanamkan sikap bahu membahu dan semangat kegotong royongan guna mewujudkan lingkungan yang nyaman dan bersih,”Katanya.
Disisi lain Ketua LKAAM Kota Solok H.M Rusli Khatib Sulaiman yang turut hadir dalam acara tersebut mendukung sepenuhnya Tradisi Basikameh ini, karena ini merupakan sebuah kegiatan budaya Gotong Royong yang dimaknai kita selaku orang Minang Kabau dalam kehidupan bermasyarakat yaitu “Berat sama dipikul ringan sama dijinjing artinya Pekerjaan yang berat akan terasa ringan apabila dikerjakan bersama-sama,”sebutnya.
Dan beliau menegaskan ini tidak hilang begitu saja dan harus ditanamkan dalam diri generasi muda sebagai generasi penerus serta berpesan agar tradisi dan Budaya Minang harus dipertahankan dan tidak boleh hilang begitu saja di era Globalisasi dan kemajuan Tekhnologi,”tegasnya.
Kegiatan Tradisi ” Basikameh” diikuti oleh Bundo Kanduang Kelurahan , Lurah setempat beserta jajaran, Babinsa, Tokoh masyarakat, Karang Taruna, berbekal cangkul, sabit, sapu lidi dan alat gotong royong lainnya, secara bersama-sama membersihkan jalan penghubung kampung di Kelurahan mereka masing-masing. (**)
Discussion about this post