Bukittinggi — Pegiat ekonomi Sumbar dorong pedagang Bukittinggi untuk mengikuti pemasaran transformasi digital.
Kegiatan edukasi penerapan marketing melalui media digital, dikutip dari Antara, adalah untuk peningkatan pemasaran pedagang di Kota Bukittinggi.
Diantara langkah meningkatkan pemasaran tersebut, diantaranya mengikuti pemasaran produk dan jasa dengan memanfaatkan transformasi digital marketing untuk mencapai pemasaran yang lebih luas.
“Bisnis di era digital saat ini sangat bergantung pada teknologi modern dan internet, ini sudah menjadi keharusan. Bukittinggi akan memiliki tantangan yang lebih besar di masa depan jika Tol Sumbar-Riau selesai dibangun,” kata pegiat ekonomi sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Sumbar, Rinaldi, Jumat.
Kota Bukittinggi menurutnya terancam mengalami penurunan pengunjung ketika jalan penghubung Sumbar-Riau bisa dilewati melalui jalan tol hingga daerah persinggahan lain seperti Payakumbuh dan Padang Panjang hanya sebatas dilewati.
“Karena Direct, wisatawan asal Riau yang memang menjadi mayoritas pengunjung Bukittinggi setiap hari libur akan langsung ke Padang, tipikal warga kita untuk menjajal hal baru juga akan mempengaruhi, artinya mau tidak mau pemasaran digital wajib dilakukan sejak saat ini,” kata Rinaldi.
Ditambahkannya, digitalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam cara beroperasi, berkomunikasi, dan bertransaksi di dunia bisnis.
“Digitalisasi membuka pintu bagi pelaku bisnis yang di Bukittinggi harus diprioritaskan kepada pedagang UMKM dan sejenis untuk mencapai pasar global dengan lebih mudah. Melalui platform digital, perusahaan dapat menjual produk dan layanan mereka secara online kepada konsumen baik lokal bahkan dunia,” katanya.
Rinaldi menambahkan, dengan penerapan ekonomi berbasis internet, pelaku UMKM bahkan pebisnis di Bukittinggi tidak lagi terbatas oleh batasan geografis tradisional maupun ancaman kehilangan pelanggan karena wisatawan yang tidak berkunjung langsung ke daerah.
“Transformasi digital mampu mengubah cara pedagang memasarkan produk dan membangun merek mereka. Dengan adanya platform digital seperti media sosial, pedagang dapat mengakses target pasar dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan metode pemasaran tradisional,” kata Rinaldi.
Ia menyebut beberapa contoh digital marketing platform untuk bisnis yang bisa digunakan pedagang dalam peningkatan transaksi antaranya penerapan website, email dan media sosial.
“Platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok sudah menjadi bagian dari keseharian. Data menunjukkan bahwa rata-rata orang dewasa menghabiskan 2 jam 22 menit di media sosial, WhatsApp menduduki peringkat pertama paling sering digunakan, ini yang harus dimanfaatkan pedagang,” tukasnya. (Pon)
Discussion about this post