Pesisir Selatan – Pengerjaan pasar Surantih di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat terhenti dan terkesan terbangkalai, para pedagang harapkan pengerjaan pasar terus dilanjutkan, dan pertanyaan soal kelanjutan pembangunan pasar.
Diketahui sebelumnya, Pasar Surantih ini diresmikan pengerjaan oleh Bupati Pessel sebelumnya, Hendrajoni sejak 25 September 2020 lalu, direncanakan dengan anggaran lebih kurang Rp.18 miliar dan dikerjakan secara bertahap selama tiga tahun anggaran.
Sementara saat ini, dari pantauan reportaseinvestigasi.com di lapangan, terlihat pengerjaan pasar tidak ada aktivitas kelanjutan pembangunan, dan pagar yang digunakan untuk membatas pelaksanaan pembangunan pasar sudah dilepaskan.
Kemudian, para pedagang yang sebelumnya digusur kini kembali membuka lapak ditengah-tengah pembangunan pasar yang terlihat terbangkalai karena pembangunan pasar tersebut dihentikan.
Menurut keterangan salah seorang pedagang pasar Ijul (54) mengatakan, para pedagang kembali masuk dan berdagang di sekitar kawasan pembangunan pasar sudah berlangsung lebih kurang sekitar 1 minggu ini.
Hal itu disampaikannya, karena berdasarkan informasi pengerjaan atau kelanjutan pasar tidak lagi dilanjutkan atau ditunda.
“Berdasarkan musyawarah bersama pedagang tokoh masyarakat, pemerintah nagari dan daerah, pengerjaan pasar dihentikan sementara . Namun, kapan dilanjutkan kembali saya tidak tahu, “ucapnya.
Terkait kondisi itu, Kepala Dinas Koperindag Pessel, Asral mengatakan, dimana pembangunan pasar tersebut dihentikan sementara.
Pemberhentian tersebut, dikarenakan adanya aturan dari pemerintah pusat untuk merefocusing anggaran pembangunan fisik karena dampak pandemi Covid-19.
“Pengerjaannya tidak dihentikan secara sepihak atau bagaimanapun itu isu yang beredar dilapangan. Inti sebenarnya, anggaran pengerjaan pasar direfocusing untuk penanganan Covid-19. Memang, tahun ini kita berhentikan tapi sementara waktu, “katanya pada wartawan, Senin (24/5/2021).
Ia menambahkan, pengerjaan tahap pertama pasar Surantih, yang kini diberhentikan sementara menghabiskan dana anggaran sebesar Rp2,6 miliar.
“Untuk sumber dananya bersumber dari APBD murni daerah, “ucapnya.
Direncanakan, lanjut Asral, setelah dihentikan sementara karena refocusing, pengerjaan pasar akan dilanjutkan lagi tahun 2022 dengan besar anggaran Rp7 miliar.
“Jadi total keseluruhan yang akan direncanakan, besar seluruh anggaran pasar sebesar Rp9,6 miliar, “ujar Asral.
Lanjutnya lagi, kenapa besaran anggaran hanya sebesar Rp9,6 ucapnya, dimana dalam rencana itu besaran Rp9,6 miliar pasar sudah bisa kembali bisa beroperasi dan ditempati lagi oleh pedagang.
“Memang rencana awal Rp18 miliar dengan tiga tingkat bangunan pasar. Namun, karena keterbatasan anggaran kita dirubah menjadi bagai mana anggaran kecil tapi maksimal dan bisa beroperasi lagi. Sebab, sebelumnya lantai tiga itu direncanakan untuk salter. Tapi tidak jadi karena menurut konsultan besaran anggaran Rp9,6 itu sudah maksimal, “tuturnya.
Kendati demikian, untuk saat ini memang para pedagang kembali memasuki pasar untuk membuka lapak-lapaknya dalam berdagang, dan itu dilakukan sesuai kesepakatan tokoh masyarakat pedagang dan instansi lainnya yang bersangkutan.
“Sudah digelar rapat dibulan lalu bersama pedagang di pasar. Dan hasil kesepakatannya kembali berjualan seperti biasa menjelang pembangunan pasar dilanjutkan kembali, “tutup Asral. (Robi)
Discussion about this post