Oleh: Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Malam di Sungai Rumbai terasa lebih hangat dari pada biasanya. Lampu panggung yang memantul di hamparan tenda – tenda pelaku ekonomi kreatif menciptakan suasana yang nyaris festivalis malam itu.
Sementara anak-anak muda berlalu-lalang, aroma kuliner lokal menyeruak, dan denting musik mengalir dari pengeras suara. Di tengah keramaian yang membludak itulah Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, bersama Wakil Bupati Leli Arni, hadir menyapa masyarakat.
Acara Malam Puncak Pasar Ekraf dan Lomba Solo Song, Sabtu, 29 November 2025, bukan sekadar pertunjukan seni. Ia lahir dari pokok-pokok pikiran Anggota DPRD Sumatera Barat, Varel Oriano, yang sejak awal mendorong perluasan ruang bagi pelaku ekonomi kreatif di Dharmasraya. Hasilnya, sebuah perhelatan yang memadukan kreativitas, hiburan, dan solidaritas sosial.
Di antara penonton yang memadati arena, tampak pula Ketua DPRD Dharmasraya Jemi Hendra, jajaran Forkopimda, hingga pejabat provinsi dan kabupaten yang ikut mendukung kegiatan tersebut. Bagi mereka, malam itu bukan sekadar agenda seremonial, tetapi wujud nyata kolaborasi lintas lembaga untuk memperkuat subsektor kreatif dari kuliner, kriya, fashion, musik, hingga konten digital.
Pasar Ekraf menghadirkan wajah baru Sungai Rumbai: energik, produktif, dan mampu menarik minat masyarakat dengan cara yang sangat humanis. Para pelaku UMKM tersenyum ketika dagangan mereka laris. Sementara itu, panggung Lomba Solo Song menjadi ruang ekspresi yang memunculkan bakat-bakat muda daerah.
Namun malam itu juga menyimpan sisi lain terlihat lebih teduh, lebih menyentuh. Sebelum kompetisi dimulai, seluruh tamu undangan, panitia, dan masyarakat melakukan doa bersama serta penggalangan donasi untuk korban bencana banjir bandang yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Barat.
Di balik gemerlap lampu panggung, Sungai Rumbai menunjukkan wajah solidaritasnya. Kreativitas tak membuat mereka lupa pada sesama. Justru perayaan seni menjadi medium untuk saling menguatkan.
Dalam sambutannya, Bupati Annisa menegaskan bahwa ekonomi kreatif kini menjelma sebagai sektor yang paling cepat menggerakkan ekonomi rakyat. Lewat ruang seperti Pasar Ekraf, para pelaku kreatif bisa menampilkan karya, memperluas jejaring, hingga membangun merek lokal yang berdaya saing.
Kepada para peserta Lomba Solo Song, Annisa memberi apresiasi khusus. Baginya, talenta musik anak-anak muda Dharmasraya tidak boleh berhenti pada panggung lokal saja. “Harus tembus panggung nasional,” ujarnya, disambut tepuk tangan meriah oleh penonton.
Wakil Bupati Leli Arni menambahkan bahwa semangat masyarakat Sungai Rumbai menjadi modal sosial yang sangat penting. Ia menilai, sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten, komunitas seni, dan UMKM telah menciptakan ekosistem kreatif yang lebih kokoh.
Saat malam semakin larut dan pemenang Solo Song diumumkan, sorak kegembiraan bercampur dengan rasa bangga. Para peserta yang tidak menang pun tetap tersenyum tampaknya mereka baru saja mendapatkan pengalaman yang memperluas keyakinan diri.
Penutup malam itu begitu khas Dharmasraya, sebuah pantun dari Bupati Annisa. Ringkas, jenaka, namun penuh pesan. Ajakan bagi semua yang hadir untuk menjaga api kreativitas tetap menyala.
Catatan Akhirnya yakni bagaimana sebuah kegiatan sederhana mampu membawa dampak berlapis dan
ekonomi bergerak, seni bertumbuh, dan solidaritas sosial menguat.
Dari perbatasan , Dharmasraya menunjukkan bahwa kreativitas bukan hanya sekadar hiburan, namun ia adalah sebuah kekuatan yang menyatukan seni. Malam itu, Sungai Rumbai tidak hanya bernyanyi, tapi Ia bertumbuh untuk menatap masa depan yang lebih baik.***



Discussion about this post