Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, di Indonesia dikenal dan dibutuhkan pemimpin pemerintahan (umara) dan pemimpin agama (ulama).
Apalagi bagi masyarakat Minangkabau, termasuk kabupaten Agam, daerah yang kental dengan agama dan adat dengan azas dan filosofi kehidupan “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” (ABS-SBK).
Karena itu, ketika tiba saatnya masyarakat diberi kedaulatan untuk memilih pemimpinnya, yaitu melalui Pilkada, apakah kita bisa memanfaatkan “kekuasaan” untuk bisa sekaligus memilih kedua unsur/kategori tersebut.
Meski kini masih berstatus sebagai Bakal Calon (Balon) karena belum diputuskan oleh KPU memenuhi persyaratan untuk dijadikan calon, seperti kata orang tua-tua dulu, “kok kilek camin lah ka muko, kilek baliuang lah ka kaki”, khusus untuk masyarakat Kabupaten Agam, sudah bisa “diinok-manuangkan” bacalon siapa yang memenuhi unsur umara dan ulama tersebut.
Adalah Benni Warlis Dt. Tan Batuah, putra Panampuang, Ampek Angkek dan Muhammad Iqbal, putra Bayua, Tanjung Raya. Pasangan bacalon yang sedang mengikuti proses dan tahapan Pilkada tahun 2024 ini.
Insya Allah, secara lahiriah kita sangat yakin, selain dapat memenuhi persyaratan administratif, juga dapat melalui pemeriksaan kesehatan yang sudah dilakukan kedua.
Benni, sebagaimana diketahui, selain seorang pamong pemerintahan, juga seorang ulama dengan segudang ilmu agama dan dakwah, juga seorang niniak mamak.
Dengan jabatan terakhir sebagai Asisten II Setwilda Provinsi Sumbar, pejabat Eselon II berhak atas pangkat/golongan sampai IV/d. Bila dikonversikan pada pangkat militer, bisa disetarakan dengan Letnan Jenderal (Letjen). Ditambah jabatan lain sebagai Komisaris Utama Bank Nagari.
Soal pengalaman dan kemampuan mengelola pemerintahan sekaligus aparatur, jangan ditanya lagi. Baik sebagai mantan Sekda di Payakumbuh dan “talakik” pula menjadi Plt. Sekdaprov Sumbar, tentulah lebih dari cukup untuk menakar kemampuan kepemimpinannya.
Berdasarkan pangkat/golongan dan jabatan itu pulalah Benni pernah pula dipercaya menjadi Plt (caretaker) Bupati Agam beberapa tahun lalu. Sebuah kepercayaan dengan kapasitas kepemimpinannya, yang bisa dianggap sebagai “uji-coba” baginya untuk memimpin Agam ke depan.
Meski mendalami ilmu pertanian sesuai disiplin ilmunya, namun kita sudah sangat tahu, bagaimana Dt. Tan Batuah mampu bermetamorfosis menjadi seorang ulama, yang bisa disebut tidak kaleng-kaleng, karena sudah memberikan ceramah di masjid-mesjid di Sumbar khususnya, termasuk Masjid Raya Sumbar, serta lewat channel youtubenya.
Sebagai seorang kemenakan di Minangkabau, Benni sudah dilekatkan gelar Dt. Tan Batuah di sukunya Tanjuang, Panampuang. Sosok purna seorang pemimpin yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh masyarakat kabupaten Agam, kini dan mendatang.
Mancaliak contoh ka nan sudah, tuah ka nan manang, seseorang yang pernah dipercaya sebagai wakil rakyat di DPR RI, kalau ingin mengabdi di daerah, kebanyakan memilih menjadi orang nomor di kota atau kabupaten. Contohnya, saat ini ada dua orang mantan/anggota DPR RI yang ikut kontestasi pada Pilkada di Sumbar, yaitu Jon Kenedi Azis bacalon Bupati Padang Pariaman dan Guspardi Gaus di Agam.
Lalu kenapa M. Iqbal mau mendampingi Benni Warlis sebagai wakilnya? Analisa sederhana, anak mantan Menteri Sosial RI Bachtiar Chamzah ini mau menjadi bacalon Wabup Agam, tidak lain (mungkin) karena Benni Warlis lebih banyak memenuhi kriteria untuk menjadi orang nomor satu.
Seperti Benni, M. Iqbal sendiri, dengan dua kali menjadi anggota DPR RI, bahkan terakhir menjadi Wakil Ketua Komisi V, kalau dikalkulasikan sudah pantas pula menyandang status “Jendral” di bidang politik.
Sebagaimana diketahui, semua daerah di Sumbar khususnya, dalam mengelola pemerintahan, pembangunan dan ke masyarakat, dari ketersediaan anggaran masih sangat tergantung pada subsidi pemerintah pusat.
Terutama pembangunan infrastruktur, kesempatan bagi daerah dengan PAD sedikit untuk bisa mengalokasikan anggaran memadai, juga sangat tergantung pada lobby pada pemerintah pusat, termasuk, terutama dengan Komisi V DPR RI untuk meloloskannya.
Ini telah dimiliki M. Iqbal yang tentu saja sudah tahu ke mana pintu masuk dan keluarnya. Kesempatan dan kondisi yang tidak mudah untuk didapatkan.
Kombinasi dan kolaborasi dua pemimpin Agam ini bisa disebut “Paket Purna” untuk memimpin kabupaten Agam lima tahun ke depan. Duet “duo Jendral” yang seyogyanya sangat pantas dipercaya memimpin untuk daerah berlambang Harimau ini.
Kesempatan mendapat calon pemimpin seperti tidak oleh semua masyarakat kota, kabupaten atau provinsi bisa mendapatkannya. Maka sekaranglah waktunya untuk memilih pemimpin seperti pasangan Benni Warlis Dt. Tan Batuah dan Muhamnad Iqbal. Demi terwujudnya Agam yang benar-benar madani. Insya Allah.
Discussion about this post