Payakumbuh — Wali Kota Riza Falepi mengaskan bulan Oktober ini adalah Bulan Vaksinasi Sapu Jagad, dirinya meminta jajaran memprioritaskan pekerjaan mengejar target vaksinasi, karena saat ini berdasarkan data di dinas kesehatan baru sekitar 36 persen warga Kota Payakumbuh yang sudah mendapatkan vaksin dosis pertama.
“Kita ada target 80 persen warga Payakumbuh divaksin, setidaknya pada bulan ini kita bisa mencapai 60 persen, makin cepat tercapai, maka makin cepat kita raih herd immunity,” kata Riza saat menjadi pembina apel siaga dalam rangka penanganan Covid-19 di halaman balai kota, Senin (11/10).
Apel tersebut tampak diiikuti oleh Sekretaris Daerah Rida Ananda, Kakankemenag Ramza Husmen, Trio Asisten Setdako, pimpinan dan perwakilan ASN seluruh OPD, camat, lurah, serta ASN instansi vertikal Kantor Kemenag. Bertindak sebagai pemimpin apel Kasatpol PP dan Damkar Dony Prayuda, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dibacakan oleh Camat Payakumbuh Utara Jhony Parlin, sementara itu Panca Prasetya Korpri oleh Kabag Organisasi David Bachri.
Wali Kota Riza Falepi menyampaikan persoalan di kota Payakumbuh adalah persoalan semua orang, bukan hanya wali kota sendiri. Demikian halnya dengan penanganan Covid-19.
“Sudah lebih dari 1 tahun kita melawan Covid-19 ini, mulai dari menghimbau dan mengajak orang untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, hingga sekarang ditambah dengan menyukseskan vaksinasi,” kata Riza.
Wali kota dua periode itu juga menegaskan apakah harus begini terus kondisinya? Sementara Covid-19 benar-benar menjadi penghambat hal-hal yang yang biasa dikerjakan, seperti anak sekolah harus belajar secara daring meski sudah boleh tatap muka namun terbatas, sebagian ASN dianjurkan masuk kantor sebahagian saja.
“Saya tegaskan, kita harus mempercepat pekerjaan mencapai target vaksinasi. Bisa kita lihat di data, kalau Provinsi Sumbar persentasenya terendah di nasional, ini menjadi catatan. Meski sumbar demikian, namun saya tegaskan tidak dengan kita. Saya meminta kepada kita semua, keadaan ini harus cepat diputus dan diselesaikan, biar bisa beralih ke persoalan lain,” kata Riza.
Dijelaskan Riza lika-liku vaksinasi harus dilalui dengan segala serangan negatif dari berita-berita hoaxnya. Dulu banyak guru menolak, sekarang berangsur-angsur mau ikut vaksinasi. Belum lagi dengan rentetan problema akibat pandemi banyak seperti masalah ekonomi.
“Tak hanya orang tua saja, saya juga khawatir dengan anak-anak, karena belajar secara daring saja tak bisa mencerdaskan mereka. Bukannya tak ada kemajuan dalam pembelajaran, tapi maaf bukannya peran guru bukan dimunafikan disini. Tapi mari sama-sama kita ukur bagaimana progress pendidikan dibandingkan pembelajaran sekolah tatap muka,” ungkapnya.
Riza juga memaparkan kalau saat ini secara bertahap pertumbuhan ekonomi perlahan membaik, di awal Covid-19 dulu banyak orang yang tidak lagi bekerja. Persoalan di lapangan yang ditemukan adalah mereka yang kalau tak kerja tak makan, tak keluar rumah tak makan, Riza mengaku sangat kasihan.
“Apakah kondisi ini bakal dibiarkan saja?,” kata Riza membakar semangat peserta apel.
Riza Falepi juga menegaskan ada 3 hal yang harus dilawan hari ini. Yang pertama adalah hoax yang terus menerus disampaikan ke masyarakat, sehingga ini mempengaruhi kepada keinginan mereka untuk divaksin.
“Kami berpesan kepada penyuluh agama, sampaikanlah bahwa hoax itu tidak benar. Data statistik menyampaikan malah yang meninggal dunia kebanuakan mereka yang tidak divaksin, dan pun bila ada orang yang meninggal pasca ikut vaksinasi, ini harus ditelusuri terlebih dahulu penyebabnya, jangan asal diklaim saja. Fungsi vaksin adalah membangun kekebalan tubuh, kerja vaksin tidak serta merta gampang, butuh waktu untuk diterima oleh tubuh manusia,” kata Riza.
Persoalan yang kedua, kata Riza, orang-orang mulai lalai karena kasus Covid-19 melandai, sudah tidak banyak lagi. Riza pun mengakui banyak pihak memintanya menggelar iven seperti pacu kuda dan iven lainnya, tetapi dia menegaskan belum bisa memutuskan, belum bisa memastikan apakah kondisi saat ini sudah baik atau belum.
“Malah saya khawatir dengan serangan Covid-19 gelombang berikutnya, atau varian baru, atau bahkan virus sejenis yang kita tidak tahu, maka kita perlu waspada. Kelalaian ini jangan sampai dibayar oleh kematian atau wabah semakin membesar, tetap lakukan standar protokol kesehatan dengan menjaga tindakan 5M,” tukuknya.
Persoalan yang paling penting kata Riza adalah yang ketiga, dia mengaku miris dengan kesadaran orang-orang untuk divaksin yang masih rendah. Entah itu laki-laki yang melihat jarum suntik takut, atau alasan konyol lain yang dilontarkan karena tak mau disuntik vaksin.
“Saya tegaskan saja disini bagi ASN yang belum divaksin tak boleh ngantor, dan guru yang tidak mau divaksin juga takkan diberi jam mengajar, kecuali mereka yang direkomendasikan dokter untuk tidak divaksin,” kata Riza.
Dijelaskan pilitikus PKS itu, kalau vaksinasi adalah tanggung jawab bersama, jangan gara-gara tidak divaksin, lalu seseorang menyebarkan virus corona kepada orang lain saat ada serangan gelombang lanjutan, Riza menyebutnya ini egoisme yang membawa kepada kemudharatan.
“Mari kita menjadi yang terdepan dalam mengurus vaksinasi ini,” kata Riza.
Tak kalah penting, Riza meminta bulan Oktober ini lurah dan jajaran mencari orang-orang yang mau divaksin, OPD-OPD yang banyak pegawainya minta mereka ikut vaksinasi. Riza juga bakal berkantor di kantor dinas kesehatan mulai hari ini.
“Masak iya vaksinasi sapu jagad tapi ada kelurahan yang cuma ada 4 orang peserta vaksinasinya? Saya minta lurah jangan lagi ini terulang dan saya tidak terima alasan dan kerja asal-asalan. Pandailah ke masyarakat, ajak mereka vaksinasi,” kata Riza.
Bahkan, Riza menegaskan kepada lurah agar bisa berinovasi, apakah menyediakan pelayanan antar jemput warga, intinya mengawal warganya meski di luar hari kerja.
“Besok bawa peserta vaksin ke lokasi vaksinasi, minimal 10 orang untuk per OPD dan 5 orang untuk setiap lurah, kecamatan jangan nonton saja, tolong ini diperhatikan. Dinas masing-masing kan punya segmennya, mari versama-sama, bulan ini kita mengejar vaksinasi 60 persen agar bisa ke level 1,” tukuknya.
Riza juga menambahkan, dalam konteks vaksinasi ini, khusus untuk persoalan yang ada nantinya, jajarannya bisa berkoordinasi dengan kapolres selaku bagian dari pimpinan Satgas Covid-19.
“Bagi yang mencintai kota ini, yang hari-harinya hidup di dini, dan nyaman di sini. Saat ini kita masih ada kondisi lowong, kalau tidak diurusi vaksinasi ini dikhawatirkan orang yang belum divaksin menjadi penyebar pertama varian baru. Di Pulau Jawa kasus mulai naik lagi setelah sempat turun. Kalau bisa di kita kasus bisa menurun sampai seterusnya, hingga habis,” tukuknya.
Sementara itu, kata Riza, orang-orang yang sudah divaksin sampai saat ini, bisa dibilang belum ada yang meninggal dunia akibat vaksin. Yang ada malah vaksin membantu meningkatkan imun orang-orang komorbid yang mudah sakit.
“Pesan terakhir saya, penaganan Covid-19 ini butuh kesadaran bersama, pastikan setiap warga mendapatkan hak mereka untuk dapat divaksin. Jangan ada yang berkata, kasus Covid-19 kan sudah menurun, untuk apa ikut vaksinasi, karena mungkin saja masih banyak serangan varian berikutnya dari Covid-19,” kata Riza. (*)
Discussion about this post