Dharmasraya – Seorang oknum pejabat eselon III di lingkungan Badan Keuangan Daerah (BKD) Kabupaten Dharmasraya berinisial BD, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Perbendaharaan, tersandungn dugaan kasus korupsi penggelapan kas daerah senilai ratusan juta rupiah. Ironisnya, BD dikenal publik sebagai sosok yang taat, kerap aktif beribadah dan rajin ke masjid.
Dugaan korupsi ini tak hanya menggerus keuangan daerah, tetapi juga berdampak langsung pada tertundanya pembayaran Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi ribuan ASN. Hingga pertengahan Bulan Agustus ini , hak pegawai tersebut belum juga dibayarkan pemerintah daerah.
“Kerugian ini nyata dirasakan. Bukan hanya daerah yang kehilangan uang, tetapi pegawai juga menjadi korban imbasnya,” ujar yang berinisial BR salah seorang pegawai internal dilingkungan pemkab setempat Kamis (14/08/2025) siang, ketika berada di Pulau Punjung.
Kasus ini menyeruak ke publik setelah hasil pemeriksaan Inspektorat mengarah pada adanya aliran dana kas daerah yang diduga diselewengkan BD. Pemerintah daerah kemudian melimpahkan perkara tersebut ke aparat penegak hukum (APH) untuk proses lebih lanjut.
Peristiwa ini memicu keprihatinan publik. Masyarakat menilai bahwa perilaku religius di ruang publik tak otomatis mencerminkan integritas seseorang di ruang kerja. “Orang bisa terlihat alim, tapi kalau integritasnya rapuh, tetap saja akan tergoda,” kata Toni salah seorang tokoh masyarakat setempat.
Bupati Dharmasraya Annisa Suci Ramdhani menegaskan pihaknya tidak akan mentolerir perilaku korupsi, apalagi jika menyangkut uang rakyat. “Kami ingin ini menjadi efek jera bagi oknum pelaku, bukan hanya yang bersangkutan saja, tapi juga bagi pejabat lain yang mencoba bermain-main dengan keuangan daerah,” tegasnya.
Saat ini, aparat penegak hukum menelusuri jejak penggunaan dana tersebut, termasuk adanya pihak lain yang turut menikmati hasil korupsi itu. Publik sedang menunggu, apakah proses hukum ini benar-benar akan menjerat pelaku tanpa pandang bulu atau malah sebaliknya.
AL salah seorang guru juga mengeluhkan hal yang sama , sejak 3 bulan terakhir TPP ” kami sebagai tenaga pengajar tak kunjung dibayarkan ‘ mungkin ini salah satu penyebatnya,” pungkas Al sembari menghela nafas panjang. SP.
Discussion about this post