Bukittinggi — Program pemerintah mengatasi gizi buruk (stunting) pada balita terus dilakukan secara intens. Salah satu lembaga yang ikut berperan mengatasinya melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu).
Di kota Bukittinggi contohnya, terdapat 136 Posyandu yang ikut berperan aktif.
Bahkan kini kesemua Posyandu tersebut sudah dilengkapi dengan Antropometri, sebuah alat untuk pengukur berat badan, panjang, tinggi badan, lingkar tangan atas dan lingkar kepala anak bawah umur (Balita).
Ketua Tim Penggerak PKK, kota Bukittinggi Ny. Fiona Erman Safar, menyatakan bersama Dinas Kesehatan, meluncurkan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbasis Pangan Nasional, sekaligus penyerahan alat Antropometri di Rumah Dinas, Selasa kemaren.
Fiona menjelaskan, program PMT berbahan pangan lokal merupakan bagian dari upaya Pemko Bukittinggi, untuk mempercepat penurunan angka Stunting.
“Ini sebagai sebuah bentuk strategi Pemko Bukittinggi untuk mengatasi masalah gizi pada Balita dan Ibu Hamil,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan penyuluhan tentang gizi dan kesehatan guna mengubah perilaku seperti pemberian Air Susu Ibu (Asi) pemberian Makanan Tambahan sesuai dengan usia, juga tidak ketinggalan menjaga Sanitas keluarga.
“Kami mengapresiasi tenaga kesehatan dan kader yang telah menyediakan PMT berbahan pangan lokal,” tutur Fiona.
Menurut ketua TP – PKK Bukittinggi ini, program PMT berbahan pangan lokal itu akan berdampak positif dalam memenuhi kebutuhan gizi. Namun perlu di ingat PMT itu sendiri hanya sebagai penambah atau stimultan dan buykan sebagai penganti makan pokok.
“Saya berharap para ibu hamil dan ibu yang memilki Balita agar tetap semangat dan tetap memantau akan kebutuhan gizi terhadap anak-anak mereka,” himbaunya. (Pon)
Discussion about this post