Agam, RI-Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2019 di kabupaten Agam menjadi begitu spesial.
Pasalnya, tahun ini, bertambah 1 tokoh bangsa Indonesia asal kabupaten Agam yang diakui secara nasional yakni Rohana Kudus, wartawan perempuan pertama di Indonesia yang berjuang bersama dalam menyuarakan derita bangsa Indonesia dimasa penjajah Belanda, dengan penganugerahan gelar pahlawan nasional oleh presiden Joko Widowo, Jumat lalu di Istana Negara Jakarta.
Saat ini, tercatat 7 pahlawan nasional asal kabupaten Agam dari total 17 pahlawan nasional dari Sumbar yang sudah diakui pemerintah pusat,
Ketua DPRD Agam Novi Irwan, seperti disampaikan Kasubag.Humas-Protokol Sekretariat DPRD Agam Hasneril, menyebutkan anugerah gelar pahlawan bagi Rohana Kudus merupakan kebangaan tiada tara yang sangat disyukuri masyarakat kabupaten Agam.
Novi Irwan yang menjadi Irup Apel kehormatan dan renungan suci dalam rangka memperingati Hari Pahlawan ke 74 tanggal 10 Nopember 2019 di Taman Makam Pahlawan Sitti Manggopoh, Minggu dini tadi dan menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan di lapangan kantor bupati Agam.
Disebutkan Novi Irwan, nilai nilai juang para pahlawan harus terus dilanjutkan, semangat, komitmen, perjuangan dan pengorbanan yang sudah dilakukan para pahlawan itu harus menjadi motivasi ditengah catatan sejarah yang harus selalu dikenang karena itu menjadi kebanggaan.
Ketua DPRD Agam itu berharap, kebanggaan masyarakat kabupaten Agam saat ini, harus diperlihatkan dengan wujud rasa syukur dengan bersama ikut memajukan daerah.
Hari Pahlawan Khidtmat.
Ini 7 Tokoh Agam Yang Jadi Pahlawan Nasional
Penganugerahan gelar pahlawan nasional terhadap Rohana Kudus, wartawan perempuan pertama di Indonesia asal Koto Gadang, kecamatan IV Koto, kabupaten Agam, oleh presiden Joko Widodo, Jumat lalu di Istana Negara, Jakarta, menambah deretan tokoh kabupaten Agam yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Bahkan, penganugerehan gelar pahlawan nasional pada Rohana Kudus oleh presiden RI itu, setelah melalui perjalanan yang cukup panjang bahkan perjuangan yang cukup berat, malah permohonan pengajuan gelar pahlawan itu sempat 2 kali gagal.
Ketua DPRD Agam Novi Irwan, melalui Hasneril Kasubag.Humas-Protokol Sekretariat DPRD Agam, menyebut penganugerahan gelar pahlawan nasional pada Rohana Kudus oleh presiden RI Joko Widowo menjadi kebanggaan tak terkira.
Bahkan, penganugerahan gelar pahlawan nasional itu, menambah deretan panjang tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia asal kabupaten Agam yang diakui keberadaannya oleh pemerintah pusat.
Dijelaskan, saat ini di Sumbar tercatat 17 tokoh yang sudah diakui pemerintah pusat sebagai pahlawan nasional dan 7 diantaranya berasal dari kabupaten Agam.
” Alagi bagi kabupaten Agam, tercatat dari 17 pahlawan nasional dari Sumbar, 7 orang diantaranya berasal dari kabupaten Agam. Kebanggaan ini, harus kita implementasikan bersama dengan prestasi dan terwujudnya kemajuan daerah serta kesejahteraan masyarakat,” sebut Novi Irwan.
Ditegaskan ketua DPRD Agam itu, 17 nama Pahlawan Nasional dari Sumbar, dan 7 diantaranya lahir dan besar dari Agam, bahkan berjuang bersama mengusir penjajah Belanda dari bumi pertiwi bersama para pejuang lainnya.
” Hal ini harus kita syukuri bersama, karena kabupaten Agam dari dulunya, memang sebagai daerah yang menghasilkan para pejuang, para pemberani dan para tokoh yang rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara tercinta ini,” tegas ketua DPRD Agam itu.
Berikut nukilan sejarah 7 tokoh Pahlawan Nasional dari kabupaten Agam dikutip dari berbagai sumber :
- Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Buya Hamka merupakan seorang ulama, sastrawan dan politikus yang berasal dari Sumatera Barat, dilahirkan di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat 17 Februari 1908. Buya Hamka meninggal pada 24 Juli 1981 di Jakarta pada usia 73 tahun.
Beliau adalah ulama yang sangat dihormati yang pernah memimpin Majelis Ulama Indonesia dan Muhammadiyah.
HAMKA juga seorang sastrawan yang banyak menghasilkan karya – karya besar yang masih dibaca hingga saat ini, diantaranya buku berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.
- Abdul Muis
Tokoh kelahiran Sungai Pua, kabupaten Agam, Sumbar pada tanggal 3 Juli 1883 ini adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang menyandang Datuk Tumangguang Sutan Sulaiman.
Abdul Muis adalah seorang Demang yang selalu memberi perlawanan pada kebijakan Belanda di daerah Agam pada zamannya.
Abdul Muis bergabung dengan Sarekat Islam, mendorong tokoh – tokoh Belanda untuk mendirikan Technische Hooge School, memperjuangkan kemerdekaan Indonesia hingga meninggal di Bandung pada 17 Juni 1959 di usia 75 tahun.
- Adnan Kapau Gani
Dikenal juga dengan nama A. K. Gani, beliau adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang pernah menjabat sebagai wakil Perdana Menteri, Menteri Kemakmuran, Menteri Perdagangan, dan Menteri Pertanian.
AK Gani dilahirkan di Palembayan, kabupaten Agam, Sumbar pada tanggal 16 September 1905 dan meninggal di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 23 Desember 1968 di usia 63 tahun.
- H.Agus Salim
Agus Salim dikenal juga dengan nama Mashudul Haq yang artinya pembela kebenaran.
Lahir di Koto Gadang, kecamatan IV Koto, Agam pada tanggal 8 Oktober 1884 dari Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab.
Dimasa perjuangan kemerdekaan beliau aktif di dunia jurnalistik, pernah memimpin Sarekat Islam dan menjabat sebagai Menteri Luar Negeri sebanyak beberapa kali.
- Rasuna Said
Beliau adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang lahir di Maninjau pada 14 September 1910 yang banyak memperjuangkan hak – hak wanita.
Rasuna Said melanjutkan pendidikan di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satu – satunya santri perempuan, lalu melanjutkan ke Diniyah Putri Padang Panjang.
Beliau fokus memperjuangkan hak wanita dalam pendidikan dan politik melalui surat kabar yang dipimpinnya sehingga Belanda harus mempersempit ruang gerak Rasuna Said.
- Sutan Sjahrir
Lahir di Padang Panjang pada 5 Maret 1909 dan meninggal di Zurich, Swiss pada 9 April 1966 di usia 57 tahun, Sutan Syahrir adalah perdana menteri pertama di Indonesia.
Sutan Sjahrir juga saudara seayah dari Rohana Kudus, seorang aktivis dan wartawan wanita dari Koto Gadang, kecamatan IV Koto, kabupaten Agam.
- Rohana Kudus
Salah satu pejuang wanita asal Sumbar ini lahir di Nagari Koto Gadang, Agam pada 20 Desember 1884 dari ayah bernama Mohamad Rasjad Maharadja Soetan dan ibu bernama Kiam.
Beliau adalah jurnalis perempuan pertama di Indonesia yang tidak mengecap pendidikan formal, melainkan belajar bersama ayahnya.
Rohana mendirikan sekolah Keterampilan Khusus Perempuan pada tanggal 11 Februari 1911, memimpin koran ‘Perempuan Bergerak’, juga menjadi redaktur koran ‘Radio’ dan ‘Cahaya’.
Beliau juga giat dalam memperjuangkan hak – hak perempuan. Dan gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepada Rohana Kudus, Jumat, 8 November 2019 oleh presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta melalui ahli warisnya.
(Humas Dprd Agam)
Aji
Discussion about this post