KAB. SOLOK — Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin mengatakan kritik sangat diperlukan dalam mengontrol kekuasaan. Hal itu diungkapkan Wabup Solok kepada media ini beberapa hari lalu melalui pesan WhatsApp.
Menurut Wabup, sejak dirinya mengabdi di lembaga legislatif dan eksekutif, belum pernah ada satupun aktivis yang dipenjarakan karena alasan mengkritik kebijakan Pemerintah. “Selama ini, sejak di legislatif dan eksekutif, tak ada satupun orang yang mengkritik kebijakan pemerintah kita pidanakan, semua kritikan kita tampung untuk kontrol jalannya roda pemerintahan, kritik adalah obat mujarab untuk mengetahui kekurangan diri kita selaku pemimpin,” demikian dikatakan Wabup, 27 Agustus 2020.
Senada dengan Wabup Solok, Nofi Candra yang bakal maju sebagai Calon Bupati yang berpasangan dengan Yulfadri Nurdin juga mengungkapkan hal serupa. Menurut Nofi, kritik bukanlah sesuatu yang dilarang. Sebagai masyarakat yang tidak semuanya memiliki akses kepada kekuasaan, maka rakyat dapat saja menggunakan sarana yang tersedia untuk melakukan kritikan terhadap pemerintah.
Tidak semua orang punya akses kepada kekuasaan, kepada pemerintah. Jika mereka mengkritik melalui sosmed misalnya, apakah karena itu kita tersinggung, kita anggap kritikan itu ujaran kebencian, lantas mengirim pelakunya ke penjara, kan tidak. Jika itu kita lakukan, lantas siapa yang akan mengawal pemerintah ini. Pemimpin tidak boleh begitu, seorang pemimpin tidak boleh beranggapan bahwa kritik itu melanggar hukum, tanpa kritik kita tak akan tahu aspirasi masyarakat,”papar Nofi.
Menurut dia, kritik adalah penyemangat dan tidak mungkin orang-orang yang memberikan kritik di pidanakan. “Jangan sedikit-sedikit orang dianggap melanggar UU ITE, jangan sedikit-sedikit orang dikira mencemarkan nama baik, ketika kita mengkritik pihak lain malah dicari dalil pembenaran, itu kan tidak bagus,” lanjut pria yang akrab disapa NC tersebut.
Menurut mantan Anggota DPD RI periode 2014-2019 itu, masyarakat yang berani melakukan kritik, menyumbang saran maupun menyampaikan pendapat kepada pemerintah patut dihargai, tidak justeru di antar ke penjara lantaran dianggap melanggar UU ITE.
Kita perlu menghormati pendapat oranglain, menghargai setiap perbedaan, karena itulah negara ini berideologi Pancasila, perbeda disatukan dalam kebhinekaan, bhineka tunggal ikha,”cetus dia.
Selain menghormati pendapat mereka yang berbeda, baik Nofi Candra maupun Yulfadri Nurdin mengaku senang dirinya diberikan kritikan dan masukan dari semua pihak. Keduanya berpandangan bahwa kritikan harus dilakukan namun dengan santun, bijaksana dan tidak fitnah.
Sepanjang itu baik, sepanjang kritikan itu untuk kita bersama, kita perlu menampung dan menindaklanjuti segala masukan itu. Masyarakat kita sudah cerdas, jadi jika mereka mengkritik maka kita perlu memberikan hormat, bukan membusungkan atau menepuk dada, itu yang tidak baik. Pemimpin itu melayani, bukan dilayani,”cetus Nofi Candra yang di amini oleh Yulfadri Nurdin. (Risko Mardianto)
Discussion about this post