Bukittinggi — Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat. Hal ini dikatakan oleh Nevi Zuairina anggota DPR-RI kepada Wartawan, sesaat menyerahankan Bantuan Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Aspirasi kepada Kelompok Usaha Bersama Maju Basamo Kelurahan Manggis Gantiang Bukittinggi. Menurutnya, semua pihak harus mampu memberikan prioritas perhatian dalam urusan UMKM ini, baik itu dari pemerintah maupun kalangan swasta profesional.
“Salah satu yang menjadi konsentrasi saat ini adalah bagaimana UMKM kita bisa Go Internasional.
Untuk bisa menjadikan UMKM Go Internasional, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, pertama Lakukan Analisis SWOT, sebab Kita harus kenali produk/jasa kita dengan baik, dan fokus pada segmentasi konsumen yang relevan dengan produk kita. Sangat penting untuk melakukan Analisis strength, weakness, opportunity, and threat (SWOT). Hal ini dilakukan agar para pelaku UMKM bisa menginventarisir mana yang jadi kekurangan atau kelemahan usaha, dan hal apa yang justru jadi kekuatan dan sumber peluang” katanya.
Kemudian hal kedua menurutnya terus Berinovasi, karena Inovasi nyata penting dilakukan dalam berbisnis. Inovasi pun tak hanya sebatas produk, tapi yang berkaitan dengan promosi dan pemasaran. Disinilah peran besar teknologi bagi UMKM. Dengan memanfaatkan teknologi digital, produk UMKM bisa dipasarkan tak hanya lewat offline saja, tapi juga melalui sosial media, seperti Facebook, Instagram, bahkan Youtube. Hal inilah yang akan menjadi kunci untuk tetap bertahan pasca wabah pandemic Covid-19. Dan harus dipahami pula pada perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak menghilang, yang terjadi adalah perubahan tempat dan perilaku.
“Kemudian hal ketiga yang perlu dilakukan adalah gabungan Komunitas, karena banyak yang menyebut bahwa UMKM memiliki tingkat ketahanan tinggi ketika menghadapi krisis, dibandingkan usaha besar. Hal ini salah satunya karena mereka bergabung dengan komunitas wirausahawan. Adanya komunitas wirausahawan, para UMKM tak hanya sebatas untuk meningkatkan pengetahuan, tapi agar dapat saling menguatkan, membantu dalam memenuhi bahan produksi, termasuk mempromosikan usaha. Kerjasama usaha ini dapat meningkatkan efisiensi, berbagi beban kerja dan bahkan mendapatkan ide-ide baru. Ketika semua melakukan social distancing, stay at home, go online, dari semua itu kita dapat temukan peluang di dalamnya, sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan.
Selanjutnya menurut Nevi hal kelima yang perlu diperhatikan adalah Perencanaan Anggaran, sebab banyak para pelaku UMKM yang berhasil berdiri di tengah pandemi ini karena mereka mengatur atau merencanakan anggaran dengan matang. Mereka berusaha agar pengeluaran usaha tak lebih besar dibandingkan pemasukan. Kunci keberhasilan menjalankan strategi di poin ini adalah menyusun anggaran dan biaya kebutuhan usaha dengan tepat guna serta memangkas biaya yang kurang penting. Pelaku UMKM harus memastikan cashflow terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting dalam bisnis, sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal.
“Dan yang terakhir ada bagaimana caranya kita mampu berkolaborasi dengan perbankan sebagai mitra strategis untuk sumber pembiayaan, informasi, dan pendampingan pengembangan usaha. Apalagi sekarang banyak insentif dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM” sebut Nevi menambahkan. Dari kelima poin tersebut kembali Nevi menyebutkan diketahui bahwa teknologi informasi, inovasi, dan kreativitas merupakan benang merah dalam menjaga eksistensi dan meningkatkan perekonomian para pelaku UMKM di Indonesia, di tengah masa menuju pasca pandemi ini. Selain itu, tentu juga dengan perluasan pasar menembus batas-batas negara, sehingga UMKM kita bisa naik kelas dan Go Internasional. (Jhon)
Discussion about this post