Dilematik calon kepala daerah yang bakal bertarung di Pilkada Kota Pariaman, hingga masa tenggat pendaftaran balon ke KPU tanggal 29 Agustus tahun ini, boleh dikatakan masih diwarnai dinamika terbuka.
Banyaknya anggai yang berpotensi menyebabkan terjadinya keretakan koalisi antar bakal calon — yang sudah diikat sejauh ini — dikhawatirkan bakal tak sampai ke KPU.
Pasalnya PKS yang sejauh ini dikabarkan berkoalisi dengan PBB, dengan mengusung Genius Umar – Muhammad Ridwan dikabarkan tengah dirundung kebuntuan.
Sebab santernya isu soal mahar partai yang sudah disepakati sebelum koalisi PBB-PKS dijalin, hingga kini belum dipenuhi Genius Umar.
Dengan kata lain, desas-desus Genius yang membawa bendera PBB, meminang Muhammad Ridwan dengan PKS-nya belum mencapai kesepakatan, kendati SK pencalonan dari dua partai tersebut telah beredar.
Indikator itulah yang menjadi kebimbangan di akar rumput PKS: antara mesin-mesin partai, simpatisan dan pendukung bakal calon tak satu suara dengan kehendak partai.
Di sisi lain, kedekatan Genius Umar dengan elite Partai Golkar yang beberapa kali diumbar di media sosial miliknya — terakhir bersama Ahmad Doli Kurnia, dihubung-hubungkan oleh banyak pihak sebagai pertanda Genius-Mardison akan berduet kembali.
Dalam politik tak ada yang tak mungkin, lebih lagi gimik Mardison yang diagak-agak masih mendambakan duet di 2018 itu kembali diulang.
Belum lagi indikator ketidakseriusan Mardison pasca deklarasi “walikota harga mati” yang digaungkan beberapa waktu lalu, tidak ditindaklanjuti dengan kesungguhan. Hal itu terlihat dari posisi Mardison sebagai balon kada yang masih menjomblo.
Yang semakin menguatkan adalah kunjungan Ahmad Doli Kurnia ke Padang, Sabtu (27/7) ini setelah postingan Genius Umar berswafoto dengan Ahmad Doli yang diupload baru-baru ini, dinilai sebagai tindaklanjut pembicaraan yang dijalin Genius Umar.
Benarkah nahkoda berulah, kader resah, PKS pecah di bawah? Wallahu ‘alam. Dalam pengamatan penulis semua itu sangat terbuka untuk terjadi.
Discussion about this post