Padang — Penerapan kearifan lokal Minangkabau dengan falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) serta ketiadaan jaringan waralaba ritel ternama di Sumbar, menjadi perhatian Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Sibolga untuk melakukan studi dan beraudiensi langsung dengan Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi, di Kompleks Gubernuran, Sabtu (29/1/2022).
Kepada gubernur, rombongan yang dipimpin Ketua MUI Kota Sibolga, H. Torkisma Panggabean bersama segenap jajaran pengurus MUI Sibolga juga menanyakan kiat-kiat Pemprov Sumbar menggiatkan program tahfiz Al-Qur’an.
“Sumbar memang menjadi tujuan pertama kami untuk menggali berbagai masukan tentang ekonomi umat, kiat-kiat program tahfiz Qur’an, serta kearifan lokal Minangkabau yang bisa kami jadikan rujukan untuk umat di Sibolga,” kata Torkisma.
Gubernur menyambut baik kehadiran rombongan dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan spesifik dan mendetail. Menurutnya, Sumbar sebagai daerah dengan penduduk mayoritas Minang dan muslim, memiliki falsafah ABS-SBK yang
dipegang teguh oleh masyarakat dan pemerintah, sehingga salah satu visi Pemprov Sumbar adalah menjadikan masjid sebagai pusat penerapan ABS-SBK.
“Sesuai tradisinya, setiap suku di Minangkabau memiliki surau dan di nagari juga ada masjid nagari sebagai pusat berkegiatan masyarakat. Inilah yang ingin kita pertahankan dan perkuat, inilah kearifan lokal Minangkabau. Dengan menyatukan potensi tigo tungku sajarangan sebagai modal utama,” ungkap Buya Mahyeldi.
Terkait perekonomian, gubernur memaparkan kekuatan ekonomi di Sumbar adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan jumlah perusahaan besar yang tidak banyak, sehingga keberlangsungan UMKM menjadi suatu keharusan yang pada akhirnya menjadi jawaban kenapa waralaba retail seperti yang banyak di kota-kota besar lainnya, tidak ditemukan di Sumbar.
Sementara itu, mengenai program tahfiz, menurut gubernur memang telah menjadi program unggulan sejak beliau menjabat Walikota Padang, dengan mensinergikan dengan dunia pendidikan. Misalnya memberikan kemudahan masuk sekolah maupun perguruan tinggi negeri tanpa tes akademis bagi hafiz Qur’an. Termasuk memberikan fasilitas bagi para tahfiz menjadi imam tetap di masjid-masjid.
“Di pemerintahan, kita juga mendorong agar ASN bangun mulai subuh dengan tujuan mengawali hari-hari dengan kebaikan. Selain itu kita juga sudah memiliki Perda pariwisata halal, progres konversi bank daerah menjadi bank umum syariah, yang juga sejalan dengan keinginan presiden menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi syariah pada tahun 2024,” terang gubernur.(doa/MMC)
Discussion about this post