Lubuk Sikaping, R.Investigasi — Cukup miris mendengar lenguhan para pedagang yang tengah menggalas di hari pekan pasar lama Lubuk Sikaping, kamis (9/4) dan pasar Benteng di Selatan Lubuk Sikaping. Selasa (7/4).
“Ndak pacah talua doh Pakk,,,” celetuk seorang Uni-uni pedagang asesoris di pasar lama Lubuk Sikaping.
Memang, kondisi miris itu tampak jelas, saat awak media ini memantau ke dua pasar terbesar di kabupaten Pasaman itu, pada Selasa dan Kamis hari ini.
Wajah murung tergurat jelas di muka pedagang yang tengah menunggui ‘galasnya’ yang tak kunjung laku-laku.
Jikapun ada jual beli, namun omset mereka turun hingga 50% dari hari pasar biasanya.
“Lah hampir sebulan seroman ini mah Pak. Nan parah bana nan tiga pekan kemari,” keluh Iwan, pedagang cabe bawang pasar Lubuk Sikaping, sembari bertanya lirih “lamo corona ko lai Pak…”
Tidak hanya itu, harga sejumlah komoditi pada pekan ini di sejumlah pasar di Kabupaten Pasaman, juga tak menentu. Harga begitu fluktuatif. Ada yang naik, dan ada yang turun secara tiba-tiba.
Seperti cabe merah. Pekan lalu masih dikisaran Rp.30.000/Kg, namun pekan ini sudah anjlok Rp.5.000 1/4 Kg atau hanya Rp.20.000/Kg.
Sedangkan cabe gilang merah juga turun, dari Rp.35.000/Kg, menjadi Rp.25.000/Kg.
Sementara itu bawang merah dan bawang putih mengalami sedikit kenaikan dikisaran Rp.3.000 hingga Rp.5.000 per-kilogramnya.
Untuk harga ayam dan telur, tidak mengalami perubahan harga dari pekan sebelumnya.
Namun hari-hari menjelang ramadahan biasanya seluruh harga bahan kebutuhan pokok akan naik.
“Biasanya iya Bang, jalang puasa ini harga-harga pada naik mah,” timpal Santi, penjual telur dekat los ‘lauak’ pasar lama. Ris/Bud
Discussion about this post