Bukittinggi — Membentang di sebagian “Patahan Semangko” Sumatera dalam kawasan Kota Bukittinggi dan Agam merupakan proses alam yang sudah terbentuk sejak 40 ribu sampai 52 ribu tahun lalu, sejak enam tahun lalu sudah mendapatkan statusnya sebagai Geopark (Taman Bumi) Nasional berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 09 tahun 2019.
Selama kurun waktu tersebut rasanya belum begitu banyak dilakukan kegiatan sesuai dengan statusnya sebagai Taman Bumi, berkaitan dengan keragaman yang dimiliki baik dari aspek bebatuan, flora-fauna (hayati) maupun sosial dan ekonomi.

Apalagi bila dikaitkan dengan peranan dan fungsi kita Bukittinggi yang selama ini menjadi “trade mark”-nya sebagai kota wisata, perdagangan-jasa dan pendidikan. Semua aspek yang menjadi satu kesatuan untuk menjaga lingkungan, sekaligus memberikan pendidikan dan dampak ekonomi bagi pemerintah dan masyarakat Bukittinggi.
Melalui Minang Geopark Run 2025 yang dijadwalkan berlangsung 30 Nobember mendatang, sesuai dengan visi dan misi Walikota dan Wakil Walikota, Ramlan Nurmartias-Ibnu Asis menuju Bukittinggi Gemilang, Pemko memanfaatkan status dan potensi sumber daya alam itu sebagai sarana mewujudkannya.
Dengan berolahraga sekaligus berwisata, peserta Minang Geopark Run 2025, yang diproyeksikan bakal diikuti mulai dari pelajar, masyarakat umum dan khususnya pelari daerah, nasional sampai internasional, dengan rute yang dilalui, selain sebagai sarana promosi juga literasi bagi peserta tentang Taman Bumi Sianok Maninjau ini.
Dengan melihat, mengetahui dan mempelajari Taman Bumi ini, kaitan tujuan lain, diharapkan memberikan edukasi serta tanggungjawab kepada peserta terutama pelajar dan generasi muda untuk sama-sama menjaga serta memeliharanya.
Dengan proyeksi sedikitnya bakal diikuti 3.325 peserta tidak hanya dari urusan berbagai daerah di Sumbar, tapi juga sejumlah provinsi, kota dan kabupaten di Indonesia bahkan sejumlah pelari Internasional, peserta yang dibagi dalam dua kategori-rute, bisa menyaksikan keindahan geopark dan alam Kota Bukittinggi.
Sesuai dengan rute yang sudah dirancang panitia dan Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, satu kelompok pelari akan melewati rute dari mulai start di kawasan Taman Jam gadang, menelusuri jalan Panorama, Pintu Kabun, Gaduik, Veteran, Ahmad Yani, Teuku Umar, Yos Sudarso, Ahmad Karim terus ke jalan Lintas Barat Sumatera.
Sedangkan kelompok pelari lain yang masuk dalam kategori profesional, setelah dilepas dari Taman Jamgadang dan melewati Jalan Panorama belok dan menurun di Simpang Atehngarai atau Nanti Laweh, kemudian terus ke jenjang Great Wall Kotogadang, Agam, jalan Muhammad Nasib, Binuang kembali ke jalan Dr. A. Rivai, Ahmad Yani, Teuku Umar, Yos Sudarso, Ahmad Karim dan jalan Raya Lintas Barat Sumatera.
Pada momentum ini, pagi harinya, sesuai run down kegiatan dari penyelenggara, juga akan pertunjukan berbagai bentuk kesenian tradisional sampai temporer serta menghadirkan penyanyi Minang yang lagi top Diva Aurel.
Menyangkut pelepasan pelari panitia di Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi mengakui belum memperoleh konfirmasi positif siapa yang akan melakukannya secara langsung. **
#Adv

Discussion about this post