SAWAHLUNTO, REPORTASEINVESTIGASI.com
Akibat lemahnya pengawasan, menyikapi kondisi atas pelaksanaan kegiatan yang cenderung melenceng dari perencanaan. Borok proyek Pembangunan Los Pasar bernilai Rp.1.658.900.000, bernomor kontrak 510/11/SPK-DAK/Perindakopnaker/SWL-2015, tertanggal 1 Oktober 2015 dikerjakan rekanan CV. Anak Buah Jao (ABJ), akhirnya memang tak dapat ditutup-tutupi lagi.
Pasalnya, azas proyek amburadul ini belum dapat dimanfaatkan sama sekali. Bahkan miris kini, kondisinya pun sangat memprihatinkan karna sebagian besar bangunan sudah tampak hancur dan merengkah, serta sarana pendukung fasilitas umum ini pun telah banyak yang rusak.
Jauh sebelumnya, proyek Pembangunan Los Pasar Sawahlunto lebih dulu menjadi sorotan di DPRD Kota Sawahlunto. Ketika itu penilaian dewan, mengindikasikan progres pelaksanaan yang terlalu lambat oleh rekanan CV. Anak Buah Jao, serta adanya keraguan yang dirasakan oleh lembaga legislatif ini mengenai pekerjaan apakah sudah sesuai dengan spek perencanaan atau tidak.
Sikap pesimistis yang ditonjolkan oleh dewan bukan tanpa alasan. Sebab di saat Wakil Ketua DPRD Sawahlunto, Hasjhony meninjau pelaksanaan proyek bersama Komisi III, ketika itu Kamis, (12/11/2015) lalu, mereka dengan tegasnya menyatakan pelaksanaan proyek itu terasa sangat janggal.
Karena menurut mereka, jawaban analisa teknis yang dipaparkan oleh pengawas lapangan dan PPTK yang membenarkan bahwa hanya dua tiang beton saja yang memakai split, sangatlah tak masuk akal. Sementara sebagian besar pemakaian material lainnya menggunakan kerikil saring.
“Temuan ini harus ditindaklanjuti oleh Dinas PU dan jajaran pengawas serta PPK dan PPTK, agar apa yang jadi temuan bersama Kepala Dinas PU ini dapat segera ditindaklanjuti,” ungkapnya pada tinjauan lapangan yang dipimpin Deri Asta dan diikuti anggota Komisi III DPRD Yunasril, Adi Ikhtibar, Elfia Rita Dewi, lazuardi dan Kepala Dinas PU Nova Erizon itu.
Setidaknya, jelas Hasjhoni, dari perencanaan apakah sesuai sebagian memakai split dengan mutu beton K.225 dengan temuan lapangan yang memakai kerikil saring. Karena, dari segi harga split dengan kerikil saring jauh lebih mahal split.
Saat ditanyakan, anggota Komisi III Yunasril sampai sejauh mana pelaksanaan volume pekerjaan saat ini, Wensky selaku PPTK proyek menyatakan, kemajuan dan volume pekerjaan masih 25,5 persen.
Mendengar keterangan itu, Ketua Komisi III Deri Asta sangat pesimis pekerjaan bernilai Rp.1.658.900.000 bernomor kontrak 510/11/SPK-DAK/Perindakopnaker/SWL-2015 tertanggal 1 Oktober 2015 ini akan selesai. “Saat ini masih 25,5 persen, tentu ini sangat riskan untuk percepatan pekerjaan yang masih banyak item pekerjaan serta pendeknya waktu pelaksanaan serta kondisi cuaca sering hujan saat ini,” ujarnya.
Terkait temuan lapangan tersebut, Kepala Dinas PU Nova Erizon beserta beberapa stafnya berjanji akan menindaklanjuti temuan tersebut. Hasil tinjauan lapangan ini akan dilakukan koordinasi dengan jajaran PPK, PPTK, pengawas lapangan serta rekanan.
Usai meninjau proyek Pembangunan Los Pasar Sawahlunto yang dikerjakan CV Anak Buah Jao itu, Wakil Ketua DPRD Hasjhoni berharap kepada rekanan dan pengawas lapangan agar jangan mengabaikan kualitas pekerjaan.
“Bangunan Los Pasar ini sangat dibutuhkan masyarakat dan akan dipergunakan khalayak ramai. Kalau kualitas pekerjaan, terlebih mutu beton kalau tak sesuai nanti akibatnya sangat fatal karena ini fasilitas umum masyarakat,” harapnya.
Discussion about this post