Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Di sebuah aula sederhana di kompleks UPT BLK Sungai Dareh, suara tawa muda berpadu dengan deru semangat yang bergelora. Layar laptop menyala, kamera ponsel diarahkan, dan ide-ide segar mulai berwujud dalam potongan gambar, animasi, hingga video pendek. Di sinilah, lahir benih – benih generasi kreatif Dharmasraya.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Kabupaten Dharmasraya kembali melanjutkan Project Based Learning (PBL) yakni terkait dengan Pembuatan Konten Visual untuk Media Sosial Gelombang II, Kamis (16/10/2025). Pelatihan ini bukan hanya sekadar ajang belajar mengedit video atau memotret dengan gaya kekinian. Lebih dari itu, ia menjadi jembatan bagi anak muda Dharmasraya untuk mengenal dunia kerja yang kini serba digital.
Kepala Dinas Nakertrans, Kandam, yang hadir mewakili Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, membuka kegiatan dengan penuh optimisme.“Pelatihan ini adalah pintu gerbang menuju dunia industri dan UMKM. Langkah kecil hari ini adalah awal dari perubahan besar. Man jadda wajada ” siapa yang bersungguh – sungguh pasti akan berhasil,” ujar kandam sembari memberi semangat.
Kepala BLK Sungai Dareh, Welian Saputra, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Kementerian Ketenagakerjaan RI melalui BPVP Padang. Sebanyak 16 peserta akan mengikuti pelatihan selama 40 hari, terdiri atas 20 hari pembelajaran di kelas dan 20 hari magang di dunia kerja (On the Job Training/OJT).
“Pendekatan project based learning membuat peserta tidak hanya belajar teori, tapi langsung mengerjakan proyek nyata. Mereka belajar menciptakan konten yang bukan hanya indah, tapi juga bernilai ekonomi,” jelas Welian.
Dari layar ponsel sederhana, peserta diajak memahami bagaimana sebuah konten mampu mengubah citra usaha kecil, memperluas jangkauan pemasaran, hingga membangun komunitas daring. “Di era digital, visual adalah bahasa baru,” tambahnya.
Selain pelatihan konten digital, BLK Sungai Dareh juga tengah mengembangkan Training Made Tailor (TMT). Sementara terkait dengan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan nyata masyarakat di nagari-nagari.Di Nagari Sikabau, misalnya, TMT mencakup bidang pembibitan sawit, kecantikan, dan tata boga. Sedangkan di Nagari Koto Baru, fokus pelatihan meliputi pembibitan sawit, las, otomotif, dan menjahit kreasi.
“Prinsipnya sederhana,” ujar Welian, “pelatihan harus relevan dengan kebutuhan daerah. Apa yang diajarkan di BLK, harus bisa langsung diterapkan di lapangan.”
Ke depan, BLK Sungai Dareh berencana mengusulkan pelatihan baru seperti Optimalisasi Konten Pemasaran Berbasis Smartphone, Hidroponik Automation System, hingga Pembuatan Konten Kreatif Berbasis AI. Langkah ini sejalan dengan visi Bupati Annisa Suci Ramadhani untuk mencetak sumber daya manusia yang kreatif, produktif, dan berdaya saing di era ekonomi digital.
“Dharmasraya tidak boleh hanya menjadi penonton dalam revolusi teknologi. Kita harus menjadi bagian dari perubahan itu,” tukas Kandam ex kepala inspektorat dharmasraya itu.
Di tengah derasnya arus informasi dan transformasi digital saat ini, pelatihan seperti ini menjadi oase bagi anak muda daerah. Dari ruang kelas di Sungai Dareh, semangat kreatif itu menyalakan harapan baru bahwa masa depan industri kreatif Indonesia tak hanya lahir di kota besar, tapi juga di pelosok nagari. Dari Dharmasraya, cahaya kreativitas itu mulai menyala.***
Discussion about this post