Agaknya stigma proyek buruk rupa Pembangunan Gedung Pasar Songket Sawahlunto mulai disorot publik. Indikasi tidak profesionalnya kontraktor dalam melangsungkan tahapan-tahapan pembangunan Pasar Songket Silungkang di Muarakalaban, Silungkang, Kota Sawahlunto, sejak 2015 silam, perlahan terkuak
SAWAHLUNTO, REPORTASEINVESTIGASI.com
Proyek dengan kontrak bernomor: 510/10/SPK-DIPA/PERINDAGKOPNAKER-SWL/2015, tertanggal 28 Agustus 2015, yang dikerjakan PT. Henci Arira Sata, senilai Rp4.597.707.000, serta pekerjaan finisihing senilai Rp526.789.000, diragukan mutunya.
Bagaimana tidak! Pasalnya, kondisi gedung yang diresmikan oleh Staf Ahli Bidang Pengembangan Pasar Kemendag, Sutriono Edi, Kamis (26/8/2016) lalu, kini makin memprihatinkan. Bayangkan, hasil pantauan media menyatakan, rapuhnya pasangan lantai keramik saat ini sudah mulai pecah. Tak hanya itu saja, beberapa ruas sisi dinding bangunan juga tampak merengkah.
Cacatnya mutu konstruksi bangunan ini diperburuk oleh faktor cuaca. Buktinya, apabila hujan lebat mengguyur kawasan ini, percikan air hujan dari sisi kiri gedung dengan mudahnya tergenang. Tak pelak, kondisi memprihatikan itu dikeluhkan oleh para pedagang yang mengisi beberapa petak kios yang ada di Pasar Songket itu.
Salah seorang penjaga kios coklat, membenarkan adanya genangan air dibagian kios. “Tadi pagi kita habis mengepel dan mengeringkan lantai yang tergenang air, karna hujan lebat semalam,” ujarnya kepada media, diamini oleh rekan-rekan lainnya, Rabu (13/12).
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Sawahlunto Weldison dan Ketua Komisi III DPRD setempat, Deri Asta, pernah mengingatkan pekerjaan pembangunan Pasar Songket tersebut.
Berdasarkan hasil kunjungan lapangan anggota dewan yang pernah sidak ke sejumlah lokasi proyek infrastruktur di daerah itu, mengungkap kekecewaan. “Berdasarkan laporan yang kami terima dari dinas terkait, mutu pekerjaan tersebut sudah sesuai dengan nilai yang dibayarkan, namun dari sisi manfaat yang dihasilkan belum maksimal,” kata dia.
Dia mencontohkan pengerjaan pembangunan Pasar Songket di kawasan Muaro Kalaban yang didanai oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia sebesar Rp5 miliar, menurutnya masih perlu ada penambahan dana untuk menata pelataran parkir serta sarana pendukung lainnya sebelum difungsikan.
“Dan penambahan anggaran itu harus dilaksanakan sesuai bestek, serta diawasi dengan baik agar dikemudian hari tak ada yang bermasalah. Sehingga asas manfaat dari pembangunan gedung tersebut dapat dinikmati pedagang untuk kebutuhan kota ini,” pintanya. (red/tum)
Discussion about this post