SIJUNJUNG, R. INVESTIGASI — Sepertinya pekerjaan pembangunan gedung sanggar seni nagari, sumber dana alokasi dari dana desa tahun anggaran 2019, tepatnya di Jorong Tanjung Medan Kenagarian Silokek Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat yang masih terbangkalai mendapat sorotan.
Pasalnya, bangunan gedung sanggar seni Nagari Silokek sesuai dengan plang informasi bernomor SPPP 3/Pemb/Silk-2019 tertanggal SPPP 16 Mei 2019, nomor TPK Rp 5.443.000 dan belanja modal Rp 328.050.000 sumberdana alokasi dana desa tahun anggaran 2019.
Sebagai tim pengelola kegiatan (TPK) Badar Caniago ketua, M Azizi sekretaris, Khairi anggota. Di samping tidak rampung, coran beton slof atas yang tampak mengkuatirkan itu juga terkesan tidak merata, ditutupi oleh selimut beton sehingga terlihat membaur, koral corannya keluar terkesan mulai rontok. Selain itu juga tidak memakai pondasi cuman hanya memakai balok slof gantung sehingga tidak ada untuk penahanan tanah timbunannya untuk lantai dasar.
Walinagari Silokek Mardison sewaktu ditemui media ini di lapangan mengatakan kalau pekerjaan ini sesuai dengan gambar meskipun belum rampung. Proyek pembangunan gedung sanggar seni ini di kerjakan dengan swadaya dengan tenaga kerjanya dari Nagari Sumpur Kudus.
“Kalau bobotnya baru hanya berkisar 40%. Mengenai masalah imej buruk dari masyarakat sini kemaren sudah saya bendung,” sebut Wali Nagari Mardison.
Mardisom mengatakan, untuk kelanjutan pengerjaan gedung ini sudah dialokasikan lagi anggaran dana desa 2020 ini sebesar Rp 351.966.465 yang akan dikerjakan bulan ini saja. Lucunya lagi sebut Mardison, apabila ada permasalahan menurut masyarakat mengenai pembangunan ini, dirinya siap menanggung resiko.
Menurut Darwin, Ketua LSM ACiA, sepertinya pekerjaan pembangunan gedung sanggar seni Nagari Silokek ini harus ada pengauditan anggaran biayanya dari pihak hukum, “Masalahnya anggaran tahun 2019 kemaren dengan pagudana Rp 330 juta lebih itu pengerjaan samapai di mana? Sekarang sudah dikucurkan lagi anggarannya dari sumberdana yang sama lebih kurang Rp. 352 juta lagi,” ungkapnya.
“Seandainya tidak selesai lagi pengerjaannya di tahun 2020 ini tentu akan dikucurkan lagi anggarannya di tahun 2021 yang akan datang. Menurut saya ini ada indikasi mar-up mengenai anggaran untuk gedung ini. Dan lagi, tidak ada penjelasannya dengan anggaran sebesar ini, pengerjaannya cuma segini kan tidak ada bunyinya. Perlu juga kita cek nanti ke Dinas DPMN untuk melengkapi berkas kita untuk buat laporannya nanti,” sebut Darwin. (atk/arp)
Discussion about this post