Jakarta — Cerita mengenai anggota kepolisian yang memiliki aktivitas sampingan tentu saja sudah sering kita dengarkan. Entah itu mengenai anggota yang keliling kampung untuk mengajar ngaji, ataupun sosok polisi yang berjualan HP bekas demi menampung anak-anak terlantar di rumahnya.
Berbicara mengenai kegiatan sampingan tersebut, baru-baru ini kembali muncul sosok Brigadir Kepala atau Bripka Dwi Hariyanto.
Pria yang sehari-harinya bertugas sebagai Humas Polres Metro Jakarta Barat ini ternyata memiliki usaha angkringan dengan sebutan “Sido Mampir”.
Tidak tangung-tanggung, usaha yang ia tekuni sejak tahun 2015, kini sudah mencapai 6 tempat diantaranya di Tangerang, Pos Pol Kedoya, Green Garden, Pasar Kemiri Kembangan dan di dekat danau Rawa Buaya Cengkareng Jakarta Barat dan pinggir kali angke Jakarta Barat.
Ketika ditemui, Bripka Dwi mengatakan, menjadi seorang pengusaha memang dibutuhkan semangat juang tinggi dan kerja keras. Meskipun gagal, namun semangat berjuang tidak boleh padam.
Awalnya, ia hanya hobi jajan angkringan lalu sekedar iseng menanyakan usaha tersebut hingga menjadi suatu hal yang membuatnya serius menggeluti bisnis kuliner angkringan.
Usaha yang ia tekuni pun tidak mudah seperti apa yang dibayangkan sebelumnya. Pasalnya, ia pernah mengalami jatuh bangun dalam menggeluti usahanya. Namun, dengan semangat dan kerja keras ia mampu melewatinya, bahkan sampai saat ini ia memiliki anak buah yang sangat ia percayai dalam mengolah usaha angkringan.
“Saya percayakan sama mereka (anak buah) yang penting bisa menghidupkan kebutuhan sehari-seharinya,” ujarnya.
Ke depannya, Dwi berniat untuk membuka cabang. Namun, dia tidak menetapkan target pastinya ekspansi bisnisnya ini. Karena, saat ini dia hanya fokus untuk mengembangkan Angkringan yang dibangun susah payah ini.
“Target ke depan memang ada niat untuk membuka cabang, namun belum tahu kapan terealisasi karena sampai saat ini saya fokus disini terlebih dahulu,” jelasnya.
Sekedar diketahui, Angkring, warung makan asal Jogjakarta ini memang sangat berbeda, karena penjualnya menjajakan makanan dan minuman hanya dengan gerobak dorong, namun hal itulah yang jarang sekali dijumpai di Jakarta . Angkringan dalam bahasa Jawa, berarti duduk santai.
Selain murah, kualitas rasa pun tak kalah dengan restoran mahal yang ada di pusat-pusat perbelanjaan. Karenanya, gerobak dorong tersebut hanya ditutupi kain terpal dengan suasana remang-remang membuat angkringan ramai dikunjungi remaja maupun orang tua.(Hms/Ritha)
Discussion about this post