Dharmasraya – Angin informasi berembus kencang di era media sosial. Satu video berdurasi satu menit empat puluh tujuh detik yang beredar di jagat maya sejak awal pekan ini, menyeret nama tokoh politik Sumatera Barat, Ir. H. Adi Gunawan, MM, Ketua DPD Partai Golkar Dharmasraya.
Dalam rekaman itu, sosok berinisial AG tampak diamankan warga di Kota Padang. Narasi yang menyertainya menyebut dugaan perbuatan asusila yang melibatkan pria sesama jenis. Video tersebut cepat menyebar, memunculkan beragam tafsir dan komentar dari publik.
Namun, di tengah derasnya arus informasi, Adi Gunawan akhirnya angkat suara. Dalam sebuah video klarifikasi yang ia unggah pada Kamis (29/10/2025), Adi terlihat di layar ponselnya menyampaikan penjelasan dengan tenang, tapi tegas.
“Benar, inisial AG yang ada dalam video itu adalah saya,” ujar Adi. Namun, ditambahkan Adi, narasi yang menyertai video tersebut sama sekali tidak benar. “Saya tidak pernah melakukan perbuatan seperti yang diberitakan,” timpalnya.
Menurutnya, peristiwa itu bermula dari kesalahpahaman dan tindakan provokatif pihak lain. Adi menegaskan bahwa rekaman tersebut telah disebarkan tanpa izin dan di luar konteks yang terjadi sebenarnya. Ia mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya.
“Saya berharap masyarakat Dharmasraya, Sumatera Barat, dan seluruh pihak dapat menyaring informasi secara bijak. Terima kasih atas doa dan dukungan keluarga, sahabat, serta rekan-rekan media. Semoga kebenaran segera terungkap dan keadilan ditegakkan,” ucapnya.
Teepisah dukungan dari pihak Keluarga dari, suara serupa datang. Alinas, yang mewakili keluarga, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan publik dan rekan-rekan Pers yang berusaha mencari kebenaran. Ia menyebut kasus ini kini sudah diserahkan kepada pihak hukum untuk ditangani secara objektif.
“Kami sangat prihatin dengan narasi yang berkembang, karena tidak benar adanya. Namun kami tetap menyerahkan semuanya ke ranah hukum,” tutur Alinas yang didampingi Rozi.
Keluarga, lanjutnya, memberikan dukungan moral penuh bagi Adi Gunawan untuk memulihkan nama baiknya di tengah sorotan publik yang begitu tajam.
Kasus yang menimpa Adi Gunawan menjadi potret lain dari risiko sosial, ujian di era media digital, ketika potongan video tanpa konteks dapat mengubah persepsi publik dalam sekejap. Bagi sebagian pihak, kejadian ini mengingatkan kembali pentingnya verifikasi dan literasi digital, terutama saat menyangkut reputasi seseorang.
Dalam situasi yang menguji seperti ini, Adi Gunawan memilih langkah hukum dan komunikasi terbuka untuk mengembalikan kepercayaan publik. Ia tahu, dalam pusaran informasi yang liar, hanya waktu dan kebenaran yang dapat memulihkan segalanya. ***



Discussion about this post