Oleh Syafri Piliang
Wartawan Muda
Dharmasraya – Di bawah terik mentari pagi yang mulai merekah,.di kawasan Sungai Rumbai tampak lebih ramai dari biasanya. Di tepi bangunan berarsitektur modern dengan cat putih yang berkombinasi dengan warna kuning dan krem muda itu terlihat beberapa pedagang berkumpul sambil memperhatikan deretan kios yang masih berbau cat baru.
Udara bercampur antara aroma semen kering dan harapan baru. Itulah Pasar Rakyat Modern Sungai Rumbai proyek yang diharapkan menjadi denyut baru ekonomi masyarakat Dharmasraya.
Minggu , (19/10/2025) menjadi hari penting. Pemerintah Kabupaten Dharmasraya melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta Perdagangan (Kumperda) menggelar sosialisasi agar operasional di pasar modern itu terlaksana sesuai dengan yang diharapkan pemerintah daerah.
Selain pejabat dinas juga terlihat juga hadir pula Polisi Pamang Praja dan Damkar, Dinas Perhubungan, serta aparat Pemerintah Nagari Sungai Rumbai. Di antara mereka, duduk bersisian para pedagang yang selama ini mereka menggantungkan hidup di pasar lama, pasar yang sudah renta, sempit, dan sering becek ketika hujan.
Plt Kepala Dinas Kumperda Dharmasraya, Nofriadi Roni Puska, membuka pembicaraan dengan nada tenang namun tegas.“Pasar rakyat modern ini bukan sekadar bangunan baru,” ujarnya sambil menatap deretan lapak yang masih kosong. “Ia adalah langkah strategis untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang tertata, bersih, dan nyaman bagi semua.”
Suasana sempat hening sesaat. Beberapa pedagang tampak mengangguk pelan. Di wajah mereka tergambar campuran antara cemas dan penasaran. Relokasi, bagi sebagian, bukan hal mudah. Ada kenangan yang tertinggal di pasar lama yakni lapak kayu yang mereka bangun sendiri, pelanggan yang sudah akrab, rutinitas yang nyaris tak tergantikan. Namun, di sisi lain, mereka tahu, perubahan adalah bagian dari kemajuan yang tak bisa dihindari.
Pasar rakyat modern ini dibangun dengan konsep yang jauh dari kesan kumuh. Dindingnya berjejer rapi, sistem drainase lebih baik, serta area parkir yang luas dan sesuatu yang dulu hanya bisa mereka bayangkan. Pemerintah berjanji semua pedagang akan mendapatkan tempat sesuai zonasi dan jenis dagangannya.
“Kami ingin memastikan tak ada yang tertinggal,” ujar Nofriadi, yang juga sedang menjabat Asisten Administrasi Umum. “Semua pedagang punya hak yang sama untuk tumbuh bersama.”
Pasar harian dijadwalkan mulai beroperasi Senin, 20 Oktober 2025, disusul pasar mingguan perdana pada Jumat, 24 Oktober. Sosialisasi yang digelar hari itu membahas hal-hal praktis, pembagian kios, pola pengelolaan, jam operasional, hingga keamanan dan parkir. Tapi di balik diskusi teknis itu, terasa getar yang lebih dalam. Ini sebuah upaya kolektif untuk menata ulang wajah ekonomi rakyat.
Di sela kegiatan, seorang pedagang sayur bernama Mak Eni, yang sudah berjualan hampir dua dekade di pasar lama, bercerita lirih.
“Dulu kalau hujan, air sampai ke mata kaki. Kadang dagangan hanyut, tapi ya tetap kami jalani,” katanya sambil menatap bangunan baru dengan senyum malu-malu. “Kalau sekarang katanya sudah ada atap kuat, lantai bagus., mudah-mudahan rezeki kami juga ikut bagus.”
Cerita seperti Mak Eni adalah potret kecil dari semangat besar yang ingin dibangkitkan pemerintah daerah. Pasar ini, menurut Nofriadi, diharapkan menjadi pusat aktivitas ekonomi baru yang lebih tertib dan produktif, tanpa kehilangan nuansa sosial yang selalu hidup di pasar tradisional.
“Pasar itu bukan hanya tempat berdagang,” katanya menutup pertemuan.“Ia adalah ruang bertemunya masyarakat, ruang tumbuhnya solidaritas, dan simbol kemajuan ekonomi nagari.”
Menjelang sore, ketika matahari condong ke barat, para pedagang mulai berkeliling melihat kios yang akan mereka tempati esok hari. Suara langkah mereka menyatu dengan desir angin yang lewat di antara bangunan baru. Ada yang menepuk dinding, ada yang mengukur lebar lapak dengan tangan, seolah tengah menakar masa depan.
Di Sungai Rumbai, perubahan memang tengah disusun pelan-pelan di antara tumpukan keranjang sayur, papan nama yang belum terpasang, dan harapan sederhana yaitunya pasar baru ini kelak benar-benar menjadi rumah bagi ekonomi rakyat yang lebih manusiawi.***
Discussion about this post