Padang Panjang – Dikabarkan beberapa proyek yang diluncurkan santri pondok pesantren Kauman Muhammadiyah Kota Padang Panjang, berhasil meraih prestasi tingkat internasional.
Itu menandakan, pembelajaran berbasis Islamic, Sains, Teknologi, Engineering, Mathematic (ISTEM) di Pontren tersebut, sudah mulai membuah kan hasil.
Hal ini disampaikan Mudir Pontren,
Dr. Derliana, MA saat memberi kata sambutan pada kegiatan Pelatihan Pembelajaran ISTEM yang digelar di Aula Buya Hamka, Kamis 5 Januari 2023.
“Kita telah berhasil membawa proyek santri sampai tingkat internasional. Bahkan proyek santri kita The Glass Jelly meraih peringkat tiga internasional.”
“Tapi itu belum cukup, karena masih banyak pekerjaan kita agar cita-cita Persyarikatan dalam melahirkan generasi cerdas berkemajuan semakin nyata,” ucap Derliana.
Lanjut ia katakan, pelatihan itu bertujuan memperdalam serta memperkaya wawasan serta pengetahuan tenaga pendidik dan kependidikan yang terlibat langsung.
Dalam mewujud kan pontren, sebagai Pusat Keunggulan Tamaddun Islam.
“Kita telah melewati tahapan demi tahapan pada semester ganjil. Perlu ada peningkatan di semester genap ini untuk lebih memberikan kontribusi nyata dalam melahirkan generasi cerdas berkemajuan,” ujarnya.
Derliana sampaikan pentingnya pembelajaran berbasis ISTEM itu, karena metode ini mampu mempersiapkan santri memiliki daya saing global.
Pendekatan ini sarat dengan proses belajar yang tidak saja melatih keterampilan, tetapi juga mendorong santri untuk menjadi seorang problem solver.
Kepala Pusat MBKM LP3M Universitas Negeri Padang (UNP) Dr. Muhammad Adri, MT yang menjadi narasumber pada kegiata mengatakan, Pontren Kauman sudah melewati fase paling sulit dalam menciptakan pembelajaran ISTEM.
Ia mengatakan, adapun Fase paling sulit yang sudah dilalui itu menurutnya adalah fase memulai.
“Saat ini tinggal fase membiasakan dan meningkatkan. Sehingga ISTEM menjadi sebuah kebiasaan bagi seluruh civitas akademika,” jelasnya.
Menurut dosen Analisis Perancangan Perangkat Lunak UNP pendekatan ISTEM, dirancang untuk melatih integrasi pola pikir dan keterampilan seorang saintis dengan seorang engineer (perekayasa).
Santri didorong untuk menghubungkan pengetahuan akademik dan keterampilan yang dimilikinya, dalam empat aspek.
Sementara di hari yang sama, bagi tenaga pendidik disiplin ilmu PAI dan bahasa Arab dilaksanakan peningkatan mutu pembelajaran Khutubutturats. Kegiatan yang berlangsung di ruang majelis guru ini menampilkan metode pembelajaran berbasis kitab sebagai identitas sebuah pondok pesantren. (Spa)
Discussion about this post