Pariaman — Jika Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Apar terkenal akan sekolah beruknya. Lain lagi di Desa Balai Naras, kegiatan BUMDes-nya pengolahan sampah terpadu reuse, reduce, dan recyle (TP3R), yang sudah berdiri kurang lebih satu tahun.
Ketua Bumdes Naras Saiyo, M. Yakub mengatakan sebelum adanya Bank Sampah, ada bantuan dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang membangun tempat TP3R.
“Tujuan dibangunnya TP3R ini karna ada Tim dari Kotaku mengatakan kurang lebih ada 19 hektar wilayah kumuh di kawasan Naras ini, maka dibangunlah TP3R ini di kawan Desa Balai Naras untuk mengatasi lingkungan kumuh tersebut. Bertepatan bulan Desember tahun 2018 TP3R ini selesai dibangun dengan anggaran dari Kotaku kurang lebih 500 juta. Berupa bangunan dan drainase, Kotaku berharap TP3R ini berjalan dengan lancar maka TP3R ini dikelola oleh BUMDes Naras Saiyo agar dapat berjalan dengan semestinya,” jelas Yakub.
Setelah TP3R dijalankan oleh BUMDes Naras Saiyo, maka dibuatlah Bank Sampah.
Cara kerja Bank Sampah ini pun mirip dengan Bank pada umumnya. Namun yang disetorkan sampah yang nantinya akan dikonversi menjadi uang, masyarakat yang menyetorkan sampah juga punya buku tabungan, sampah yang disetorkan akan dicatat jenis sampahnya dan berapa banyak sampahnya. Sedangkan proses pembayaran akan dibayarkan setelah tabungannya mencapai 5 kilo, sampah yang ditabungkan adalah sampah yang sudah bersih.
“Untuk awal-awal sampahnya sendiri ada 3 macam sampah yang kita ambil, seperti kardus, botol plastik dan gelas air mineral. Kenapa kita batasi 3, karna kita masih baru satu minggu maka dibatasi dulu, jika sudah berkembang dan berjalan dengan lancar maka sampah yang kita minta kepada masyarakat bertambah jenisnya, sampai saat ini animo masyarakat sangat tinggi terbukti baru satu minggu Bank Sampah berjalan sampah sudah terkumpul kurang lebih 8 Klkg sampah,” jelas Direktur Bank Sampah Ekho Kurniawan.
Ekho juga menambahkan proyeksi kedepannya, pengelolan sampah di Bank Sampah menggunakan ulat magot, karna menggunakan ulat magot banyak kelebihannya sangat rakus di dalam memakan sampah dan juga ramah lingkungan.
“Selain itu kita juga butuh mesin pencacah, tahun kemaren sudah kita anggarkan melalui anggaran Bumdes namun karna corona maka dipending dulu,” jelas Ekho.
“Kedepannya nanti kita akan bekerja sama dengan PT. ekho visi, yang nanti nya akan konsen kepada menajemen pengelolan Bank sampah, karna umum nya masyarakat tidak paham bagaimana cara mengelola sampah yang benar,” jelas Ekho.
Kepala Desa Ridwan mengatakan awal tahun 2020 seharusnya Bank Sampah sudah beroperasi namun karena Covid-19 jadi terhambat, maka bulan Agustus baru aktif.
“Kami telah mengagarkan membeli mesin pencacah namun karna Covid-19 pembelian mesin ditunda, kalau kondisi sudah stabil nanti akan kami anggarkan kembali. Dengan adanya Bank Sampah ini kami rencana akan mempromosikan Bank Sampah ke media agar masyrakat tau bahwa di Desa Balai Naras ada Bank Sampah,” jelas Ridwan.
Target tahun depan, sambung Ridwan, akan lebih mengekpos kembali dan mengagarkan dana untuk BUMDes, Kepala Desa juga menghimbau dengan adanya Bank Sampah maka masyarakat silahkan menanbungkan sampahnya ke Bank Sampah. (Rizki)
Discussion about this post