Bukittinggi — Sebagai kota yang sudah berusia 238 tahun Bukittinggi memiliki beragam etnis dan suku. Melalui kelompok paguyuban yang ada masing-masing daerah, mereka ikut memberikan kontribusi terhadap Bukittinggi di samping warganya sendiri.
Salah satu di antara sekian paguyuban tersebut adakah Persatuan Warga Limopuluah Koto (Perwaliko). Dalam ivent Pedati XII/2022, mereka ikut mengisi stand yang sudah disediakan panitia di lapangan Kantin.
Menurut Weli, satu di antara penjara stand Perwaliko, Rabu (21/12) sore menjelaskan, penampilan Perwaliko pada stand Pedati ini menampilkan berbagai produk daerah asal yang menjadi usaha warga Bukittinggi yang tergabung dalam paguyuban tersebut.
Produk mulai galamai, botiah berikut berbagai jenis bahan makanan olahan spesifik dari kabupaten Limopuluah Koto dan Kota Payakumubuah, lainnya sampai makanan yang sudah dimodifikasi sebagai sumber kehidupan warga Perwaliko di Bukittinggi.
“Meski sudah menjadi warga Kota Bukittinggi, namun sebagian anggota Perwaliko tetap mempertahankan identitas daerah dengan beragam produk yang dimiliki,” ulas Weli.
Dengan adanya Pedati, tambah Weli, cukup membantu pemasaran hasil olahan spesifik daerah. Dari sisi lain sekaligus menjadi ajang untuk tetap mempertahankan identitas daerah sendiri sekaligus ikut mendukung program pemerintah, terutama di mana kini tinggal.
Ketika ditanya bagaimana minat pengunjung terhadap berbagai jenis makanan spesifik Limopuluah Koto dan Payakumbuah, Weli mengaku cukup lumayan.
“Bahkan botiah, salah satu makanan khas yang pernah menjadi identitas kota Payokumbuah itu, pada hari terakhir pameran Rabu ini, sudah ludes terjual,” aku Weli senang.(Pon)
Discussion about this post