KAB. SOLOK — Kamu yang lahir dibawah tahun 2000an, era Orde Baru, tentu tidak akan asing lagi dengan acara randai, tari piring, membunyikan talempong, pencak silat dan berbagai kesenian tradisional Minangkabau lainnya yang ditampilkan ditiap dusun, kadang diperlombakan serta dapat menyatukan berbagai kalangan dari bermacam daerah di Sumatera Barat.
Kesenian dengan corak kearifan lokal itu kini tampak makin tergerus zaman. Anak-anak muda sibuk dengan gadget dan aneka permainan modern dan kurang merespon kebudayaan sendiri. Hal itu mungkin terjadi akibat modernisasi yang tidak terbendung karena pesatnya kemajuan teknologi.
Tahukah kamu, saat ini, di Muaro Paneh warga tengah giat menghidupkan kembali seni tradisional itu. Melalui Parik Paga Nagari yang dibentuk oleh masyarakat setempat, kesenian tradisional itu kembali membumi, minat pemuda untuk belajar dan melestarikan seni tradisional kembali bergairah. Tidak hanya itu, kelak mereka akan tampil dalam berbagai festival seni budaya daerah.
Kendati masa pandemi tidak menyurutkan upaya Parik Paga Nagari dalam mengembang dan melestarikan itu. Mereka berjibaku, bergandeng tangan dan bersatu mewujudkan sanggar Muaro Palito di Muaro Paneh. Satu group facebook dibuka untuk sarana informasi kepada khalayak, Parik Paga Nagari Muaro Paneh nama group itu. Kamu bisa menjumpainya di facebook, silahkan di coba!
Saat ini, hampir tiap minggu ada latihan randai di Muaro Paneh, pemandangan yang sudah lama menghilang akibat modernisasi dan minimnya dukungan untuk melestarikannya. Guru didatangkan dari berbagai dusun di Muaro Paneh, antusias pemuda yang selama ini memendam keinginan untuk melestarikan kebudayaan itu tampak jelas diraut wajah mereka. Warga di Muaro Paneh merawat kebudayaan dan bangkit melawan modernisasi, mereka mempertahankan kesenian daerah dan merawat serta menanamkan kepada pemuda dan masyarakat tentang nilai-nilai luhur yang menjadi pesan moral pada setiap jenis kesenian tradisional yang dimainkan. *** Risko Mardianto
Discussion about this post